26. Zayn Malik: Dark Side.

1.1K 39 4
                                    

And I find myself looking for you.

Lagi, entah untuk yang keberapa kalinya aku kembali menyusuri jalan ini sambil berharap bisa menemukanmu. Semuanya masih sama seperti empat minggu yang lalu. Orang-orang berlalu lalang ditrotoar, menyerbang bersama-sama ketika lampu lalu lintas menyala merah, dan beberapa ada yang masuk kedalam restaurant sambil berbincang-bincang. Lampu jalan menerangi Boulvard besar tempat orang-orang berjalan, anak-anak kecil berjalan sambil menggandeng tangan orang tua mereka. Lalu lintas padat saat jam bubar kantor, ini sudah jam Sembilan malam mereka yang lembur memilih untuk pulang dan beristirahat.

Kemana kamu, Shinna ?

Langkahku terhenti diujung jalan. Menatap orang-orang yang berlalu lalang berharap bahwa kamu ada disana. Aku yang teledor membiarkanmu sendiri ditaman pada waktu itu, sehingga kamu bisa diculik. Mereka memanfaatkanmu, mereka memanfaatkan keadaanmu hanya untuk menyengsarakanku.

Sudah empat minggu, aku menangisimu Shinna. Sudah empat minggu, aku selalu terjaga dari tidurku, menunggumu diteras rumah. Walaupun aku sadar bahwa kecil kemungkinan kamu kembali kerumah kita sendirian.

Aku hanya bisa mengandalkan polisi, mustahil Preston akan memberiku ijin untuk mangkir dari latihan mengingat Stadium Tour akan dimulai seminggu lagi. Tapi, aku tak yakin bisa bekerja tanpamu. Tanpa kepastian mengenai keadaanmu.

Shinna, kembalilah. Aku mohon.

Sebuah pesan masuk kedalam ponselku.

From : Joseph (Police Offic)

Shinna sudah kita temukan, begitu juga dengan penculiknya. Kau bisa temui gadis itu diKanto Polisi. Dia terlihat sangat ketakutan.

Terima kasih Tuhan, Terima Kasih.

Aku kembali kedalam mobil yang terparkir dipinggir jalan dan langsung mengemudikannya menuju Kantor Polisi. Aku tidak peduli dengan peraturan marka jalan, lampu lalu lintas, klakson dari mobil lain. Intinya aku harus sampai dikantor polisi secapt mungkin sebelum gadis itu menghilang lagi.

Kurang dari sepuluh menit, range Rover hitam milikku terparkir rapi disamping mobil Liam dan Harry. Saat diperjalanan aku menghubungi mereka berdua agar menemui Shinna karena rumah mereka-lah yang laing dekat dengan kantor polisi ini.

"Shinna dimana ??!" aku bertanya pada salah seorang polisi yang sedang berjaga. Polisi tersebut menunjuk satu-satunya ruangan yang ada disisi kanannya .

Tanpa menunggu lebih lama, aku berlari masuk kedalam ruangan. Menemukan Shinna tengah duduk dihadapan seorang polisi dengan tongkat ditangannya sambil menangis tersedu-sedu. Aku langsung merengkuhnya kedalam pelukan, mengusap punggungnya berkali-kali untuk menenangkan gadis itu.

"Im here, Shinna, aku disini. Aku disini, kamu jangan takut"

Dia menangis. Kedua tangannya gemetar begitu juga dengan tubuhnya. Menandakan bahwa gadis ini benar-benar ketakutan.

"Kita pulang sekarang ya, kamu ga perlu takut lagi"

Perlahan aku membimbingnya menuju mobil. Memastikan bahwa gadis itu sudah nyaman berada ditempatnya sebelum melajukan mobil menuju rumah kami.

Sudahkah aku mengatakan pada kalian, bahwa Shinna pacarku, tidak bisa melihat ? Ya, dia buta. Dan itu semua salahku. Andai saja aku tidak mendesaknya waktu itu agar mempercepat laju mobilnya supaya bisa sampai di madison Square Garden, mungkin dia tidak akan tertabrak Truk, sampai harus membutakan matanya. Waktu itu adalah waktu tersulit untuk kami berdua.

Shinna, belum bisa menerima kenyataan bahwa ia akan buta permanent ditambah karir modelnya harus terputus begitu saja, ia takut kalau aku akan meninggalkannya . tapi aku bukanlah pria bajingan yang langsung meninggalkan gadis itu begitu saja.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now