12. Harry Styles : Acceptance

1.4K 63 10
                                    

“dikirim seperti biasa, yah nona ?” Tanya petugas Kantor Pos langgananku.

“Iya”

Hampir setiap hari selama setahun terakhir ini aku mengunjungi kantor pos mengirimkan surat untuk Harry. Aku tidak diijinkan menghubungi atau bertemu dengannya mengingat jarak kami yang terpaut sangat jauh dan susah untuk dicapai. Setiap hari aku mengirimkan surat untuk Harry tanpa pernah merasa bosan.

                Kuliat diluar sedang turun salju. Ah ini musim dingin, bermain dibawah hujan salju adalah kesukaan Harry. Dia akan dengan bahagianya berdiam diluar rumah dan menikmati salju yang turun kebumi kemudian keesokan harinya dia akan mencariku untuk membuat boneka salju bersama-sama.

                “biayanya 1.5 pounds, Nona”

                Ck. Nona ini mengggangu saja.

                Kuserahkan sejumlah uang kepadanya kemudian keluar dari loket pengiriman yang sudah mulai ramai dipadati oleh orang-orang yang hendak mengirim surat atau menyelesaikan administrasi rumah tangga mereka masing-masing. Jarang sekali Kantor pos ramai dikunjungi pada saat hujan salju begini, kebanyakan orang-orang akan memilih untuk pulang cepat lalu menghangatkan diri dengan keluarga atau bersantai sambil menikmati minuman dan makanan yang hangat.

                “Joyceline!” panggil seseorang dari belakang saat aku sudah berjalan menjauhi kantor pos. aku menoleh, menemukan Louis yang hanya mengenakan kaus polo lengan panjang tengah berlari kearahku. Ck. Pria ini mirip Harry, tidak pernah peduli dengan dirinya sendiri.

                “Kau habis darimana ?” Tanya Louis.

                “Dari kantor Pos, mengirim surat”

                “lagi ?” Tanya Louis. Aku mengangguk, kami berdua berjalan beriringan ditemani hujan salju. “sudah hampir setahun ini kau selalu mengirim surat setiap hari. Memangnya untuk siapa ?”

                “Untuk Harry” aku menyahut dengan santai.

                Langkah Louis terhenti, ia menatapku dengan tatapan tak percaya. “Kau sungguh-sungguh ?”

                “Oh Ayolah. Apa salahnya sih mengirimi surat untuk Harry yang sedang bertugas”

                Louis tidak menjawab. Ia hanya menarik tanganku kedalam genggamannya tanpa membalas ucapanku. Dasar pria aneh, lagian apa salahnya mengirim surat untuk pacar yang sedang bertugas melindungi Negara ?

                Sesampainya diApartement Louis aku langsung menuju keruang tengah untuk menonton televisi sementara pria itu langsung menuju dapur entah untuk apa, mungkin untuk membuat minuman. Selama Harry pergi bertugas, Harry kerap menitipkanku pada Louis—sahabat baiknya untuk menjagaku mengingat hanya Harry-lah yang kupunya didunia ini.

                “Cokelat hangat” ucap Louis. Ia menyerahkan sebuah gelas berwarna biru milik Harry kepadaku, yang langsung kusambut dengan senang hati. “Hati-hati panas” tambah Louis.

                “its been a year, Nats” kenang Louis. Aku tahu, ini sudah satu tahun kepergian Harry untuk bertugas dan sampai sekarang belum juga kembali padahal biasanya ia hanya pergi bertugas selama tiga sampai enam bulan dan selama itupun kami sering berkomunikasi tapi entah kenapa kali ini berbeda.

                “Iya,  sudah setahun dia bertugas. Sudah setahun juga kita tidak berkomunikasi dengannya. Aku merindukannya Louis, apakah dia lupa akan janjinya untuk menikah denganku sepulangnya ia dari bertugas ?”

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now