5. Liam Payne : Reaching Out

1.7K 54 5
  • Dedicated to Elsaacing
                                    

***

Elsa dan Liam duduk berhadapan dimeja makan. Elsa yang baru selesai membersihkan rumah menatap Liam dengan tatapan kebingungan. Liam bilang ia ingin berbicara hal yang serius dengan Elsa, hubungan mereka. Elsa dan Liam sudah menjalin hubungan selama dua tahun dan mereka berdua sudah Moving In.

"ada apa ?" tany Elsa gugup. Tangannya memainkan alas cangkir yang berada dihadapannya, sesekali ia memutar posisi cangkir tersebut.
"its about us"
"whats wrong ?" Tanya Elsa khawatir.
Ia khawatir mengingat pertengkaran yang terjadi diantara dirinya dan Liam, pertengkaran kecil sebenarnya. Dua hari yang lalu, Liam pulang dalam keadaan tak sadarkan diri akibat terlalu banyak mengkonsumsi Alkohol, Elsa yang tahu kalau Liam tidak boleh minum terlalu banyak segera menasehati Liam. Bukannya dihargai, ia justru dipukul oleh Liam sehingga menyebabkan dahinya berdarah akibat terbentur ujung meja tapi setelah pertengkaran itu Liam menjadi sedikit menjauh dari ELsa.

"we should break up" ujar Liam. Ia menatap langsung mata Elsa. membuat gadis itu harus bisa menguasai dirinya dengan baik dari rasa kaget juga rasa sakit yang berkecamuk didadanya.

Liam benar-benar serius kali ini, itu terlihat dari sorotan matanya yang menggambarkan keseriusan, Elsa menundukkan kepalanya, mengontrol otot dan saraf matanya untuk menahan air mata yang sudah menggenang dipelupuk mata.

"uh.. well. Baiklah I have to move out right?" balas Elsa.
Yak! Entah sejak kapan ia pintar berakting dihadapan laki-laki yang dicintainya, mungkin otot dan saraf mata elsa bekerja terlalu baik. Liam mengangguk mengiyakan, Elsa tersenyum pada Liam sebelum bangkit dari tempatnya.

Elsa berjalan menuju lantai dua dimana kamarnya yang ia tempati bersama Liam berada, menurunkan sebuah koper besar dari atas lemari lalu Elsa mulai mengemas barang-barang pribadinya yang ada dikamar. Liam yang bersandar dibibir pintu hanya bisa menatap 'mantan' kekasihnya tersebut sambil tersenyum.

Ia dibutakan oleh seorang wanita berambut cokelat yang ia temui diBar, parahnya Liam masuk kedalam bujukan wanita sial tersebut. Jauh dilubuk hatinya Liam masih mencintai Elsa dan Elsa-lah satu-satunya wanita yang ia cintai kedua setelah ibu dan kakak-kakaknya.

Usai mengemas barang, Elsa bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah meja kerja Liam yang sama sekali tak pernah laki-laki itu gunakan untuk bekerja. Foto mereka berdua terpajang dengan rapi dimeja kerja liam,begitu juga dengan kumpulan photobooth mereka.

Saat hendak menngambil satu-atunya pigura yang tersisa, Liam menahan tangan Elsa. Pria itu mencium pipi Elsa cukup lama sebelum melepaskan pigura itu dari genggaman tangan Elsa. Liam menaruhnya kembali diatas meja. "jangan ambil yang ini, I beg you" bisik Liam.

Now you kiss my cheek, Soft and bittersweet
I can read it in your eyes, Baby, this is our goodbye

Elsa beranjak mengambil beberapa Foto yang tertempel diDinding kamar Liam dan sisanya berada disebuah kotak yang sudah Elsa susun rapi. Ia mengambil semuanya dan memasukkannya kedalam tas tangan pribadinya.

"you won't need this stuff anymore, right ?" Tanya Elsa pada Liam. Liam tersenyum sambil mengangguk. Elsa mengambil Kaos polos Liam yang berwarna abu-abu. "kalau aku tidak bisa memilikimu, setidaknya ijinkan aku memiliki benda ini" pinta Elsa. Liam kembali mengangguk, ia keluar dan menutup pintu kamar itu rapat-rapat.

One step my heart is breaking, One more my hands are shaking.
The door is closing. And I just can't change it
Nothing more to say, Nothing left to break. you letting me go

Liam tidak tahu, dan mungkin tidak akan pernah tahu seberapa sakit hati Elsa ketika ia menganggukan kepalanya, menyetujui semua perkataan elsa tadi.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now