71. Harry Styles : Carry On

251 19 3
                                    

Dedicated to : ChelseaKirana
song : A Little Too Much by Shawn Mendes (i told you this boy win my heart, and im like, obsessed with this young man riight here. we were born in the same year (jodoh udah jodoh) LMAO what am i doing )
**
"i want you to play 'the real me' part"

**

"Sini aku bantu" Aku mendongak menemukn Harry yang menawarkan bantuan. Tangannya dengan cepat mengambil sepuluh kamus oxford yang sejak tadi kubawa.

"Tidak usah, aku bisa bawa sendiri" aku kembali mengambil kamus berat yang ada ditangannya.

"Nggak usah sok kuat, kamu segini banyak mau dibawa sendiri ? mustahil" cibir Harry yang langsung berjalan meninggalkanku dilorong gedung kampus sastra.

"Harry!" aku berusaha menyamakan langkahku dengan Harry., "aku yang dimintai tolong oleh Ashley, setidaknya biarkan aku membawa barang dua atau tiga biji"

"Okay"

Akhirnya kami berjalan beriringan menuju ruang kelas. Harry setuju memberikan empat kamus oxford berukuran tebal tersebut sementara dia membawa sisanya.

Harry, Harry Styles. Masuk dalam daftar mahasisway popular yang cukup bermasalah; bolos, masa bodoh, suka melawan dosen adalah satu dari sekian banyak sikap anehnya. Kalau bukan karena IPK dan otaknya yang cukup berisi, aku yakin, Rektor dan Dekan sudah menendangnya keluar sejak awal.

And this man right here, beberapa bulan terakhir kerap membantuku saat mengalami kesusahan dalam membantu orang. Lucu kan ? aku yang sukarela menawarkan bantuan justru aku sendiri yang membutuhkan bantuan. Dan somehow, pria disampingku ini selalu datang dan ada tepat pada waktunya, its like God send me a superhuman. And it's him.

"Harry" panggilku ketika kami sudah berdiri didepan pintu kelas.

"mhm..?"

"Makasi ya.." ucapku pelan. "kamu selalu bantu aku sekalipun aku nggak minta bantuan, but still, terima kasih"

"lain kali, belajarlah untuk minta tolong" ucapnya singkat sebelum membuka pintu dan masuk meninggalkanku sendiri dluar kebingungan.

Sepanjang jam pelajaran sastra aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi, aku masih teringat akan ucapan Harry tadi. Dia mennyuruhku untuk belajar minta tolong? Untuk apa ? bagiku lebih baik menolong orang daripada meminta tolong, lagipula dengan menolong orang aku yang selama ini susah berteman bisa jadi lebih mudah bergaul dengan menawarkan bantuan. Dasar laki-laki aneh.

"Chelsea" panggil Niall-ketua kelas aka tukang coordinator yang suka makan.

"y-ya ?" jawabku gugup. Entah kenapa aku selalu gugup tiap berbicara dengan laki-laki atau orang baru.

"bisa bantu nggak ?"

Bantu apa?; "Bisa" jawabku cepat agar tidak keduluan orang lain.

"tolong ambilin tugas minggu lalu di ruang tugas, tahu tempatnya kan?"

Ruang tugas. Astaga, ruangan itu kan dilantai dasar, dan gelap, yatuhan... aku tidak tahan berada ditempat gelap dan sesak seperti itu. astaga, kenapa juga aku harus menjawab bisa, harusnya aku tanya dulu bantuan apa yang Niall butuhkan. ah sial.

"oh.. o-okay"

Aku menoleh kebelakang mencari sosok Harry yang tengah tersenyum masam menatapku. Ketika aku hendak tersenyum, Harry malah menggeleng, dia terlihat sedikit kecewa. Kurang aneh apalagi ppria itu, aku yang dimintai tolong kenapa dia yang menggeleng kecewa ? apa hubungannya ?

Aku bergegas keluar menuju ruang tugas menggunakan lift. Ketika sudah berada didalam lift, telapak tanganku mulai bekeringat jika mengingat seberapa gelap dan sepi lantai dasar gedung sastra. Aku ingin menolak tapi nanti Niall pasti menganggapku yang aneh-aneh dan akan jadi bahan pembicaraan aneh.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora