52. Harry Styles : Let Her Go

411 32 1
                                    

(rec. songs : 18 – One Direction // let her go – pessanger // You r in love – taylor swift. )

BATCH 4 UDAH SELESAI HURRAY, BATCH 5 ANYONE ? TUNGGU OPEN REQUEST YA. MUWACH.

(I wish anggi bisa terima request lagi secepatnya ya sambil jaga kakek anggi yang masih di ICU)

 TEMBUSH 50K READERS . OH MY GOD.

***

“one thing that you regret the most of your past is..?”

“I let someone slipped out of my hand, I shut someone down, I distance myself from her. And the worst is, I let her go”

**

                “Edlyn!” panggil Mom dari ruang tamu. “Edlyn come here! You have to see this!”

                Panggilan Mom berhasil merusak konsentrasiku dalam membuat kue. Aku berani bertaruh kalau dia memanggilku hanya untuk minta tolong atau minta pijit.

                Dengan berat hati kuletakkan kuas warna yang tengah kugunakan untuk menghias kue  ditempatnya , lalu bergegas menemui Mom yang asik bersantai bersama Ayah diruang tengah. Kalau mereka memanggilku hanya untuk minta dipijit, dibuatkan teh atau membeli sesuatu maka aku tidak mau.

                “Edlyn, honey! Ed—“

                “mom! Im here, what happen?” tanyaku kesal.

                Mom terkekeh melihatku berdiri dibelakang sofa yang tengah ia duduki sambil berkacak pinggang, kesal.

                “Is that Harry ? tetangga kita dulu ?” Tanya mom sambil menunjuk tv.

                Mataku mengikuti kemana jari Mom menunjuk, ia menunjuk seorang pria yang mengenakan bandana dikepalanya. Aku mengenal pria itu, aku tahu siapa dia dan kebiasaannya dulu, dia Harry Styles. Bocah tengil yang suka membuat keributan di perpustakaan, bocah tengil yang suka menggodaku tiap kali menyebrang lapangan basket kampus. Man, kupikir dia sudah menghilang.

                Aku mencoba untuk mengikuti jalannya interview yang disiarkan, dan yang paling bisa kumengerti adalah, pria itu seorang personil band kelas atas yang jarang kudengar.  Harry tidak banyak berubah, ia masih suka menjahili orang, terlihat dari kelakuannya selama wawancara berlangsung. Ia tidak henti-hentinya mencubit teman duduknya yang berambut pirang.

                “One thing that you regret the most of your past is ..?”

                Eh ?

                Mereka yang tadinya berisik mendadak diam dan bingung mencari jawaban untuk dilontarkan. Entah kenapa, hati kecilku berharap kalau Harry mau menjawab pertanyaan tersebut. Ayolah Harry, jawab pertanyaan itu.

                Pria pirang itu mengangkat tangan terlebih dahulu untuk menjawab. Niall.. kalau tidak salah namanya, menjawab jika ia menyesal tidak makan terlebih dahulu sebelum ia melakukan wawancara —seriously, pria ini bodoh atau bagaimana.

                Bosan, aku memutuskan untuk kembali berkutat dengan kue-kue didapur.

“oh my god! Harry mengangkat tangan!” jeritan Mom berhasil menyita perhatianku.

                Aku menoleh kembali kebelakang, melihat Mom berbisik kepada Ayah dengan antusias. Jangan bilang jika Mom adalah fans mereka, like duh.. she isn’t a tennager anymore. Karena penasaran aku memilih untuk menonton Harry kembali.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now