65. Harry Styles : Friends ?

321 26 1
                                    

[rec Song : Friends by ed Sheeran (trying so hard not to scream 'larry') and dedicated to : @ItsJaslynClifford ]

**

"you're the only person, that I cherish the most"

**

                "GOD! You should see the look on her face !" Harry tertawa terpingkal-pingkal setelah berada didalam rumah.

                Kami baru selesai makan malam disebuah café dan Harry tidak bisa berhenti mentertawai leluconnya yang sama sekali tidak lucu. Dan disinilah kami, Rumah-hotel milik keluargaku. Harry masuk kedalam kamarku tanpa permisi.

                "aku tidur denganmu malam ini ya ?"

                "iyaa" jawabku malas.

                Begini, biar kujelaskan. Aku dan Harry berteman baik, dia tamu setia dirumah hotel milik keluargaku. Setiap kali dia ingin melepas penat—atau kabur dari kerjaannya dikantor, dia pasti akan menyebrang dari Hamptons menuju pulau kecil tempat  tinggal dirumah kami. Awalnya, kami berdua tidak saling mengenal, tapi setelah insiden rambut nyangkut diresleting celana, kami jadi dekat. Perlu kalian tahu kalau aku hanyalah gadis pulau terpencil yang jarang main kehamptons atau kota besar lainnya, tidak seperti Harry.

                Kalian pasti akan berfikir macam-macam sekarang, astagah sebaiknya kujelaskan. Begini, malam itu ketika aku hendak mendata Harry dibuku tamu, tanpa sengaja pulpenku terjatuh didepan kamar Harry membuatku  mau tak mau harus menunduk untuk mengambilnya, nah tepat ketika aku menunduk, Harry keluar dari kamarnya dan BAM rambutku nyangkut. Konyol kan ? nah, aku tahu.

                Kami sudah berteman selama—hampir dua tahun, dan kami benar-benar tidak punya malu diahdapan masing-masing. Harry akan dengan santainya lalu lalang dihadapanku dalam keadaan setengah telanjang sementara aku akan dengans antai makan menggunakan sendok Harry. dan tidur dalam satu ranjang bukanlah masalah untukku dan Harry apalagi keluarga kami, karena nyatanya kami memang tidak melakukan apa-apa selain mendengkur atau saling meninju wajah masing-masing.

                "Jangan tinju pipiku seperti tadi malam!" pesan Harry ketika kami sama-sama sudah tiduran dikasur.

                Aku mengernyit tak terima. Dia yang semalam meninju wajahku lebih dulu. "Kamu duluan yang ninju!"

                "mana mungkin!" Harry berkelit. "Aku tidurnya tenang"

                Astaga. "Tenang jidatmu! Dengkuranmu bisa membangunkan orang satu pulau!"

                "fitnah!"

                "terserah" ucapku kesal

"bercanda, maaf deh"

                "bodo!"

                 Kami berdua sama-sama berbaring menatap langit-langit kamar dalam diam, tidak ada yang ingin memulai percakapan. Pikiranku melayang memikirkan masalah Ayah.

Dua hari yang lalu, penduduk dipulau kecil ini datang kerumah—berdemo—menuntut tanggung jawab pada Ayahku, mengenai penjualan tanah yang akan dilakukan seorang investor pada pulau kecil tempat kami tinggal. Ayah berusaha untuk bernegosiasi dengan investor agar tidak menggusur rumah-rumah penduduk disekitar, dia bahkan mempertaruhkan rumah hotel kami, tapi para Investor bersikeras menolak dan mengatakan jika penggusuran akan dilakukan seminggu lagi, sementara para penduduk dipulau ini belum menemukan tempat tinggal baru.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now