52. Harry Styles : All i want

484 34 2
                                    

rec. song : All i want by Kodaline (Ellie goulding covered) // Chasing Cars - Snow Patrol (ed sheeran covered) // Run - Snow Patrol (Leona lewis covered)
 ***

“Run, Acy! Run if that’s what you want and you’ve always want!!”

“Run my dear, run! Run faster, run away from me!!”

“Im a monster and you should run faster!!”

**

“Acy, please talk”

Aku menatap Harry yang tengah bersimpuh dihadapanku, dia terlihat sangat terluka dengan keadaanku saat ini. Lebam dimana-mana, kurus, dan ketakutan. Tangannya berusaha menggapai wajahku namun aku lebih dulu berkelit.

“Acy, say something” he begged. “Please, love”

Love ? jika pria ini benar-benar mencintaiku maka dia tidak mungkin membunuh kedua orang tuaku dan menculikku selama tiga bulan dirumahnya yang besar dan mewah ini. Love ? Dia tidak akan tega menampar, menendang, menyakiti bahkan meniduriku begitu saja seolah-olah aku ini bonekanya. Love ?  dia tidak akan bersikap bipolar seperti ini.

“Love, do you hate me ?” Harry kembali bertanya.

Aku menatapnya dengan penuh ketakutan. Tidak sepatah katapun kuijinkan keluar dari mulutku karena hanya akan membuat Harry marah.

Jijik, takut, kasihan, dan benci bercampur menjadi satu setiap kali aku melihat wajahnya. Tiga bulan terkurung diruang bawah tanah rumahnya cukup membuatku mengerti apa yang terjadi pada pria psikopat ini, diarynya yang ia tinggalkan cukup memberiku informasi mengenai dirinya.  Hidup dari hasil membunuh dan menjual wanita rupanya cukup membuat pria ini memiliki rumah mewah, mobil bagus dan uang yang cukup banyak, tapi sayang tidak cukup untuk menyewa dokter kejiwaan.

“Acy, Love. Do you hate me ?” ia kembali bertanya sebelum tertawa seperti orang bodoh. “Fuck, tentu saja kamu membenciku”

Harry bangkit dari tempatnya dan duduk dimeja yang berada dibelakangnya. Rahangnya mengeras dan urat nadinya dilehernya terlihat jelas, menandakan jika dia siap meledak dan melampiaskannya padaku. Dia menarik nafasnya beberapa kali, membuatku memilih untuk menunduk dan menunggu tamparan, ciuman paksa atau makian darinya.

“Pergilah” ucapnya lirih.

Apakah dia serius ?

Aku mendongak hanya untuk menatap wajahnya sekali lagi, menatap wajah Harry Edward Styles si pembunuh berotak mesum yang tengah duduk dihadapanku saat ini.

“Pergilah Acy!! Pergi jauh dari sini, pergilah, menghilang dan jangan kembali lagi karena itu yang kamu inginkan selama ini!”

Aku tidak membuang banyak waktu, melihat Harry yang mulai bertingkah gila seperti ini cukup membuatku takut. Lantas aku bangkit dari tempat duduk dan berlari menuju pintu keluar.

Aku tidak pernah seputus asa ini untuk keluar dari rumah, aku tidak pernah sebahagia ini untuk memutar knop pintu dan berlari menghirup udara segar. Akhirnya aku bebas, aku bisa pulang kerumah walaupun aku tahu aku tidak akan bertemu dengan orang tuaku lagi tapi setidaknya aku berada ditempat yang aman.

Adrenalin ditubuhku terpacu, tanpa sadar air mata membasahi kedua pipiku. Kedua kakiku berlari lebih cepat seolah-olah tidak ingin tertangkap oleh Harry untuk yang kesekian kalinya, rasanya lega tahu bahwa aku bebas, rasanya semua beban dikedua pundakku terangkat. Aku bahkan tidak peduli dengan telapak kakiku yang luka lantaran terkena pecahan botol whiskey milik Harry.

Setelah berlari beberapa meter dari gerbang besar rumah Harry aku memutuskan berhenti untuk sekedar menarik nafas. Bukan rasa lega yang kudapat melainkan rasa takut dan kepanikan ketika melihat pohon-pohon besar berdaun lebat mengelilingi rumah Harry. Bukankah aku sudah berlari jauh tadi ? kenapa hanya ada hamparan rumput hijau disini ? dimana jalan menuju perkotaan atau keramaian penduduk ?

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now