13. Zayn Malik : Surprise ?

1.4K 55 2
                                    

“selamat yah, aduh yang sarjana…”

“My baby Fatma is now graduated yeay..!!”

Para undangan yang hadir memberiku ucapan selamat silih berganti. Masih mengenakan jubah dan Toga berwarna hitam, aku sibuk menghampiri meja para undangan yang memanggil-manggil namaku untuk sekedar mengucapkan selamat,memberi doa dan meminta tambahan minuman. Suasana semakin hidup saat band penggiring yang kusewa- atau lebih tepatnya kupaksa untuk tampil naik keatas panggung.

“Selamat Malam!!!”

Seorang pria berambut kriting  berdiri ditengah-tengah panggung sambil menggenggam sebuah microphone dan sebuah gitar terkalung dipundaknya. Itu Harry, Harry Styles. Sahabatku dan juga sahabat-Nya. Harry lulus dengan gelar SH., which is mean Sarjana Hukum. sementara aku lulu dengan gelar MM., Magister Management.  Walaupun jurusan kami tidak sama Harry kerap mengunjungiku ketika kelas kami sama-sama kosong sekedar untuk belajar atau berjalan-jalan menghilangkan kepenatan.

“Jadi, saya dipaksa sama nona Cantik yang bertoga hitam disebelah sana. Katanya, kalau ga mau nyanyi nanti jatah Starbucks dikurangi”

Aku menoleh. menunjukan kepalan tangan mengancam kearah Harry. Seluruh undangan tertawa melihat kami. Ah, undangan yang datang malam ini tidak hanya dari keluargaku saja tapi juga keluarga besar Harry.

“itu Harry ? gilak. Ganteng banget padahal dulu cupu abis” seru salah satu teman SMPku.

Tanpa kusadari, Harry sudah selesai menyanyikan dua buah lagu sesuai dengan perjanjian paksa beberapa bulan lalu. Aku berniat menghampiri Harry tapi teman semasa kecilku memanggil jadi aku mengurungkan niatku.

“Fatma, sing a song for us ?” tembak Harry dari atas panggung.

Aku menoleh, mendapati semua mata tertuju padaku. Orang-orang seolah-olah menunggu jawabanku. Wait, aku bernanyanyi ? tidak ada dalam perjanjian.

“Actually, Harry i- uh… “ kugigit bibir bawahku. Rasa gugup kembali menyerang. Dalam hati aku bersumpah akan menyumpah serapahi pria kriting itu ketika acara selesai. “Alright, aku akan bernyanyi but only one song”

Para undangan bertepuk tangan ketika aku berjalan menaiki panggung, merebut microphone yang berada ditangan Harry sambil melemparkan tatapan membunuh pada pria kriting itu. sial, awas saja pria ini.

Nyanyikan lagu itu, please.

Hatiku seolah memohon pada pikiranku agar menerutinya.

“Cmon!”

“Go Fatma GO .. Fatma!”

Menarik nafas dalam-dalam, kueratkan genggaman jari-jariku pada batang Mic berwarna hitam yg kupegang. Harry berniat melangkah turun dari panggung namun dengan reflex tanganku menahan lengannya, memberinya intruksi untuk tetap berada diatas panggung bersamaku.

“battlefield”

Rasanya sesuatu membuncah didalam dadaku. Rasa sakit yang entah datangnya darimana berbondong-bondong masukuntuk  meruntuhkan pertahanan yang sudah susah payah kubangun selama satu tahun. Satu Tahun yang lalu, Zayn pergi ke Pakistan untuk menemui Ayahnya. Zayn Javadd Malik mahasiswa senior yang mau menaruh perhatian pada seorang junior sepertiku. I thought our friendship wasn’t mean to be something special, but I was wrong. Sehari sebelum kepergiannya ia memberiku sebuah surat yang berisikan mengenai perasaan dan juga arti dari sikap pedulinya selama ini.

 

It's easy to fall in love

But it's so hard to break somebody's heart

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now