33. Harry Styles : Daddy ?

1K 54 17
                                    

WARN: FatherxDaughter. (Songs on mulmed, and also the picture)  . This is also the longest One Shoot i've ever done. YO Cheers Up Dude!

***          

     “Daddy..! Daddy..! Daddy!” Ajeng berteriak dari beranda luar. Biarpun hujan deras tengah turun sore hari ini, aku masih bisa mendengar panggilan-panggilan dari Ajeng, wanita yang kucintai.

               Putriku.               

                Aku menoleh, menemukannya tengah berdiri diberanda depan dalam keadaan basah kuyup. Aku hendak menariknya kedalam pelukan untuk membuatnya merasa hangat, tapi urung kulakukan karena tangan Ajeng tidak sendirian seperti biasanya, kulihat gadisku tengah menggandeng tangan seorang pria yang sebaya dengannya.

                “Ajeng, mind to tell me something ?”

                “Yeah!” ucapnya senang. Ia melirik seorang pria seumuran yang berdiri disampingnya. “Meet Niall! He is.. uhmm.. he is..”  

                Is he her boyfriend ?

                Alisku bertautan menunggu kelanjutan ucapannya, walaupun aku sudah menduga siapa laki-laki ini dari gelagat Ajeng.

                “My..’’

                “Boyfriend, huh ?”

                Ajeng tersipu malu, tapi ia juga menganggukkan kepalanya tanda bahwa tebakanku barusan benar.  Ajeng langsung membawa pria itu masuk kedalam rumah, meninggalkan-ku sendirian diteras depan dalam keadaan terkejut.

Ada perasaan cemburu dan juga marah terbesit dibenakku. Apakah ini wajar ? Maksudku, aku adalah ayah-nya. Pantas dong kalau aku merasa takut kehilangan Ajeng dan merasa terancam oleh keberadaan Niall didekat putriku, kan ?  

All I want is Ajeng bahagia bersamaku, bukan bersama laki-laki lain. Aku hanya ingin melindunginya, membuatnya merasa bahagia, tapi tidak dengan laki-laki lain melainkan hanya denganku seorang.

                “Ajeng, tidak ada laki-laki dikamar perempuan. Nak, tempatkan dia dikamar tamu!”

 

*Dinner*

                Makan malam siap, Niall kupersilahkan untuk menunggu diruang makan sementara aku dan Ajeng memasak. Diam-diam kuperhatikan cara Ajeng menatap Niall. Berbeda, ia menatap Niall jauh lebih lembut dan perhatian dibandingkan ia menatapku, dan aaku tidak terima hal itu. Biar bagaimanapun aku Ayahnya, aku punya hak untuk mendapatkan perhatian gadis berumur delapan belas tahun ini dibandiingkan pria asing itu.

                “Ayah..” panggil Ajeng.                 “Menurutmu Niall bagaimana ??”

                Aku terkejut mendengar pertanyaan Ajeng. Dia kusekolahkan di Universitas hebat agar kelak ia bisa mandiri dan bekerja ditempat yang layak, bukan untuk mencari kekasih yang akan ia nikahi kelak. Apakah semua anak remaja jaman sekarang seperti ini ?

                Really ? Kuliah hanya untuk status sosial semata ? Gila!

                “Kalian satu kampus ?”

                “Ya”

                “Ayah tidak bisa memberi penilaian mengenai Niall untuk saat ini, I barely know him. Ajeng”

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now