69. Liam Payne : Polaroid(s)

224 19 5
                                    

songs : We The King- Sad Song(on mulmed)/ Photograph- Ed Sheeran (sengaja ngga dipasang krna psti udh pd punya hehe)/ Come What May - Collabro.
HIT THAT DAMN VOTES AND LEAVE ME COMMENTS SHOW ME YOU CARE (casually singing rock me new version of me while headbang)
**
Dedicated to :  niampaynee
**

"Polaroid?"
"do we really need to bring this ?"
"yes, we do. We will keep our love in photographs"

**

"kamu yakin mau melakukan ini ?" Tanya Liam sebelum menutup bagasi mobil.

"Yakin" ucapku tegas. "kita udah janji okay ?"

"Okay, im a man with words"

Aku tersenyum. "Okay!"

Ayah, Ibu dan Hailey berdiri diberanda rumah layaknya keluarga yang ingin mengantar kepergian anaknya untuk kuliah dikota sebelah. Tuhan, betapa aku menginginkan itu semua terjadi tapi kenyataanya mereka melepasku untuk liburan bersama Liam. Hal terakhir yang ingin kulakuakn dalam bucket list, long drive with Liam.

"jangan lupa minum obat, nakal!" pesan Hailey ketika aku memeluknya.

"Jaga diri, jangan paksa dirimu" pesan Ibu sebelum mengecup keningku.

"Titip Marie, okay ?" pesan Ayah pada Liam.

Usai berpamitan, kami berdua masuk kemobil Range Rover milik Liam yang sejak tadi sudah menyala.

"Kami pergi ya" ucapku sambil melambaikan tangan. Perlahan, mobil Liam melaju meninggalkan halaman rumah. Aku masih melambai sampai bayangan mereka tak terlihat lagi.

"are you ready ?"

"Im ready as I'll ever be!" ucapku bersemangat sambil kembali ke posisi duduk semula.

Ini dia, momen berpetualang yang selalu kunantikan sebelum maut menjemput.

Aku marie, perempuan umur dua puluh tahun yang dtinggal di Wolverhampton dengan seorang  kekasih bernama Liam Payne. Oh, dan salah satu penderita kanker usus besar stadium lanjut, sel sialan itu rupanya menyebar lebih cepat dari yang diprediksi dokter. Walaupun keluargaku sudah berusaha untuk mengobati tapi rasanya sia-sia saja, Dokter bilang aku tidak bisa bertahan lama, dan bagiku penjelasan itu sudah cukup untuk menjadi alasanku menolak segala jenis pengobatan yang diharapkan.

Aku ingin menghabiskan hidupku dengan melakukan hal-hal yang aku dan Liam tulis di wish list. Awalnya,Ayah memaksaku untuk ikut berbagai macam organisasi kanker yang memotivasi agar memiliki keinginan hidup dan tidak berhasil. Aku selalu kabur. Tiga bulan terakhir ini mereka tidak lagi memaksa, Ayah dan Ibu membiarkanku memutuskan. Dan inilah hasilnya.

"Rie, promise me one thing, would you ?" tanya Liam ketika mobil kami berhenti dilampu merah.

"Apa ?"

Liam tersenyum, tangan kanannya yang terbebas dari stir mobil mencari-cari tangan kiriku kemudian mengaitkannya.

"Jangan pernah meninggalkanku, janji ?" ucap Liam pelan. Matanya memancarkan rasa takut dan juga memohon.

Bukankah kita berdua tahu kalau hal itu mustahil dan bukankah tahu bagaimana akhir dari semua ini, Liam ? gadis batinku bertanya. Rasanya ada sesuatu yang menyengat dadaku dan membuatnya sakit. Aku ingin tetap tinggal tanpa peduli dengan maut yang sedang mengejar, tapi bukankah kita memang akan meninggal, akhirnya ?

"janji" ucapku meyakinkan sambil mengeratkan genggaman tangan kami.
Ijinkan aku berbohong hanya untuk menenangkannya.

**

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now