48. Niall Horan : All You Ever

569 26 3
                                    

(Recommended: lagu di mulmed, (All you Ever - Hunter Hayes))

*
“you give me chances, Cha..”
“And you let me down, now what is your excuses ?”
“I don’t know..”
**

                Seorang gadis cantik berdiri dihadapanku dalam keadaan menangis. Penampilan kacau, benar-benar kacau. Kutatap tubuhnya yang bergetar akibat tangisan, seharusnya aku memeluknya, seharusnya aku berada disisinya ketika ia memiliki masalah dan bukan sebaliknya. Tapi yang kulakukan selama ini hanyalah menjauh, mengacuhkan dan tidak pernah menganggap keberadaanya.

                “Why did you do this to me, Niall ?” tanyanya lirih.

                I lost my words. Aku tidak tahu harus bagaimana selain menatapnya yang tengah menangis. Selama ini, selama aku berhubungan dengannya—aku tidak pernah mencintainya sedikitpun, aku tidak pernah memperlakukannya dengan baik, itu semua karena aku tidak pernah mencintainya. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun untuknya.

                Aku akui, akulah yang salah karena menerima cintanya berdasar rasa kasian dan sekarang aku ingin menebusnya. Aku tahu, aku tidak akan pernah bisa mencintainya, dan aku tidak mau menyakitinya lebih jauh lagi. Cukup sampai disini dia merasakan sakit yang disebabkan olehku, dia layak bahagia.

                “I’ve never loved you, Cha.. im sorry”

                “but I love you! You know that!”

                “Aku tidak mau menyakitimu lebih jauh lagi, Cha. Ak—kamu layak bahagia Cha!”

                “Tapi aku bahagia mencintai kamu Niall, mencintaimu adalah kebahagiaan terbesarku!” lagi, dia mengotot.

                “Bukan Cha” sahutku. “Bukan cinta namanya kalau hanya kamu yang mencintaiku, hubungan kita ga akan pernah berhasil dan aku mohon sama kamu. Please, lupain aku Cha. Kamu layak dicintai oleh orang lain dan orang itu bukan aku”

                “Ta-tapi..”

                “Cha, sekarang kamu masuk kedalam mobil, aku akan antar kamu pulang dan tolong  jangan ungkit-ungkit soal ini lagi. Suatu saat nanti kalau memang kita jodoh, kita pasti akan ketemu lagi”

                Sepanjang perjalan gadis itu berusaha untuk tidak menangis. Menyakitkan memang mendengar isakan tangis wanita tapi hanya itulah satu-satunya jalan agar kami berdua bahagia. Aku tahu aku terkesan bajingan tapi semua itu kulakukan agar kami berdua bahagia. Agar dia tidak lagi tersiksa oleh sikapku yang tak pernah bisa menghargainya.

                “Niall!!!!”

                Panggilan seorang wanita dibelakangku berhasil menyadarkanku dari lamunan masa lalu. Astaga, apakabar gadis itu ? Chairunnisa ? apakah dia sudah menemukan kekasih baru ?

                Aku tersenyum miris ketika Amanda memelukku. Amanda adalah calon tunangan yang Mom pilihkan untukku. Acara perjodohan ini memang terkesan sangat tidak adil dan jadul, tapi mungkin hanya dengan begini aku bisa melupakan Chairunnisa. Mungkin hanya dengan cara ini aku bisa melupakan Chacha.

                Harus kuakui setelah malam itu aku menyesal telah memutuskan Chacha. Andai saja aku mempergunakan kesempatan kedua itu dengan baik, andai saja aku mau bersabar dan belajar mencintainya mungkin hubungan kami tidak akan kandas begitu saja. Salahku yang terlau cepat mengambil keputusan. Sekarang lihatlah.. aku berada dipesta perjodohanku sendiri bersama Amanda, gadis cantik yang hampir mirip sifatnya dengan Chacha.              Seharusnya aku berusaha mencari Chacha untuk memberitahunya soal perasaanku tapi mendengar kabar dari teman-teman dekatnya kalau gadis itu sudah bahagia dengan kesibukannya sebagai Dosen Sastra dan literature  membuatku batal untuk mencarinya terlebih ketika kudengar kabar bahwa ia tengah dekat dengan rekan kerjanya. Ia sudah sukses, dan bahagia.  

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now