64. Harry Styles : 18

505 28 7
                                    


YHAAAA..
anggi engga tau kenapa bisa keluar ide begini, im coli kalau tidak sesuai but trust me, dibuat pake 100% cinta, dedikasi, dan .. cinta. oke apaini.
Rec. Song(s) : If You Told Me To by Hunter Hayes (ini ada di mulmed) (first song to play) // 18 by One Direction (anggi yakin pasti ada digadgetnya hayoo)
Dedicated to :
**

"I could be so good at loving you but.."

"But ?"

"but only If you told me to"
**

"Buka pintunya, aku diluar. -H"

Dengan malas aku beranjak dari sofa empuk yang sudah menjadi sahabatku sejak empat jam yang lalu menuju pintu masuk. Sebelum membuka pintu, kulingkari tanggal hari ini dikalender sebagai pengingat. Hari ini tepat tiga minggu Harry menjadi tutorku, dan tampaknya tidak ada perubahan sama sekali dengan nilaiku-oh! Ada, ulangan beberapa waktu lalu nilainya lumayan, B+ dibanding C atau bahkan D seperti yang dulu-dulu. Dan aku yakin, hal itu membuat Harry sangat besar kepala.

Yatuhan, semoga hari ini cepat berakhir. Aku berdoa dalam hati sebelum membuka pintu dan menemukan Harry dengan sweater abunya berdiri dihadapanku. Holy molly, bisa tidak sih pria ini terlihat jelek barang sekali saja ? Dia terlihat sangat tampan. Seperti tidak ada cacatnya sekalipun kesini hanya memakai kaos dan celana penjek untuk mengantarkan catatan pelajaran sehabis lari. Sial.

"that's very nice of you tidak mempersilahkanku untuk masuk dan membiarkanku disini kedinginan" sindir Harry.

Kutarik semua ucapanku. Dia tidak tampan, dia menyebalkan.

Aku tersenyum sinis kemudian memberi jalan. "silahkan masuk, Tuan muda Styles"

Harry masuk dengan santainya, dia tidak membawa apapun selain buku pelajaran sebanyak dua buah. Dia pintar, dia tidak perlu susah-susah belajar untuk mendapat nilai A, tidak sepertiku. Aku mendengus kesal sebelum menutup pintu dan menyusul Harry keruang tengah.

Dan ini dia hari ke-21, Harry Edward Styles menjadi tutorku.

Tuhan, kenapa harus laki-laki yang menjadi tutorku ? tidak bisakah seorang wanita ? atau apalah yang jelas bukan laki-laki apalagi Harry. jujur saja, kami berdua tidak akur. Aku dan Harry bagaikan bumi dan langit, dia dibawah dan aku diatas, kami tidak pernah bertemu. Aku malas dengan laki-laki, bahkan dikampus aku cenderung menutup diri. Aku bukan tipe wanita yang mudah mempercayai laki-laki-aku anti berurusan dengan pria karena bagiku mereka pembohong dan tidak ada yang bisa dipegang kata-katanya.

"Ngerti ?"

Mati deh. "eng...udah"

"kalau bingung, sms aja atau datang kerumah. Lagian rumah kita cukup dekat"

Pukul delapan malam kami selesai belajar, Harry langsung pulang dan aku kembali kekamar untuk istirahat. Tidak ada makan malam, tidak ada kumpul keluarga seperti anak-anak pada umumnya. Mom sibuk dengan urusannya sebagai pengacara sementara Dad ? aku bahkan tidak tahu dia ada dimana pasca bercerai dengan Mom dua tahun lalu.

"ini yang terbaik untuk kita berdua, dan ini yang terbaik untukmu, Tiana" ucap Dad sebelum pergi. CRAP, BULLSHIT. Katakan padaku, dimana bagian terbaik dari 'kedua orang tua bercerai' ? Dad adalah seorang pengkhianat dan pembohong, semua laki-laki didunia ini begitu!

Lihat sekarang, aku sendiri dirumah. Kalau saja aku dan Harry tidak seperti kucing dan anjing, mungkin sejak tadi aku sudah berlari keseberang jalan untuk bermain bersamanya tapi sayang aku malas berurusan dengan pria.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now