60. Niall Horan : The Words

482 27 6
                                    

Dedicated to : Chairunnisa W
Rec. Songs : The Words - Christinna Perri.
**
               “I’ll see you tomorrow ?”

                “Ya, ill see you tomorrow”
**
                “Papa selesai Hemodialisis jam empat sore” ucap papa sebelum masuk keruang HD.

                “Papa semangat ya, Sasha nunggu di Triple C sama Niall. Is that okay ?”

                Papa menghembuskan nafasnya pelan kemudian berjalan kearahku, tangan kanannya membelai pipiku dengan lembut.

                “Papa bisa apa ? Memangnya Papa bisa mencegah kamu sekalipun itu kemauan Papa ?”

                “nggak” aku tersenyum menampilkan gigi-gigi putihku yang rapi. “because imma stubborn girl”

                Papa tersenyum sebelum berbalik mengikuti seorang suster yang sedari tadi menunggunya sementara aku beranjak dari tempatku menuju elevator. 

“Sasha” panggilan Papa sekali lagi membuatku menoleh. “Papa harap kamu nggak akan melakukan hal bod—Maksud papa, kamu jangan pernah ninggalin Papa ya”

Aku menggeleng mendengar ucapan Papa. Kedua kakiku berlari kecil menuju kearahnya untuk berpelukan. Papa sering bersikap manja seperti ini tiap kali cuci darah, beliau selalu takut jika aku akan meninggalkannya yang mana terdengar mustahil.  

“semangat Pa!” ucapkku sebelum melepas pelukan kami dan meninggalkannya sendiri diruang hemodialisis

Dua minggu sekali, Papa rutin cuci darah dirumah sakit  mengingat beliau terkena penyakit ginjal dan aku bertugas untuk menemaninya.  Papa mengidap kanker ginjal tahap kedua dan semua itu terungkap enam bulan yang lalu. Beliau  mengatakannya dengan santai bahkan diselingi canda sambil mencium kening Mama.

Papa nyaris seperti seorang pahlawan yang tidak takut dengan kematian, tapi aku dan Mama memiliki reaksi yang berbeda. Mama menangis didalam pelukan Papa sementara aku hanya diam, mencari-cari rasa takut dimata Papa yang tak kutemukan pada malam itu.

                Aku benci rumah sakit, istilah ICU, Kritis, alat pendeteksi jantung, ventilator, UGD, Ambulan, Meja operasi nyaris semuanya yang berhubungan dengan rumah sakit. Tapi semenjak enam bulan yang lalu, aku mulai paham dan terbiasa. Ada banyak hal yang terjadi selama enam bulan terakhir aku menemani Papa kerumah sakit.

                Tangis bahagia, tangis kehilangan, panjatan doa, kata-kata motivasi, pelukan hangat sampai sebuah hubungan persaudaraan yang terjalin hanya karena persamaan nasib bisa kalian temukan dirumah sakit, terjadi ditempat ini.  Dan Aku juga bertemu dengan Niall dirumah sakit ini. Pria pemberani yang aneh dan konyol.

                Kami bertemu diTriple C. Children’s Cancer Care. Tempat dimana anak-anak yang terkena kangker dirawat dan tempat dimana aku bertemu Niall. Aku menemukannya saat tengah bereksplorasi tentang rumah sakit sambil menunggu Papa hemodialisis, saat itu Nialll tengah bersembunyi dibalik selasar dan aku tanpa sengaja menabraknya. Klasik.

                Niall, pengunjung CCU tetap, Cancer Care Unit. Dia  mengidap penyakit kanker usus yang sewaktu-waktu bisa mengambilnya begitu saja. Tapi seperti yang sudah kubilang, Niall seorang pejuang, dia membicarakan kematian dengan mudah seolah-olah dia tidak takut, dan dia akan menggunakan itu sebagai lelucon.

                “Sasha!” panggil Niall ketika aku masuk kedalam triple C.

                Niall duduk dikelilingin anak kecil yang memperhatikannya tengah mewarnai. Niall pintar menggambar dan mengambil foto. Sebuah Polaroid berwarna biru selalu berada ditangannya, ia suka memotret anak-anak yang tengah menggambar atau bermain.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now