40. Louis Tomlinson : Everything Has Changed

870 34 1
                                    

                Bel pulang terdengar menggema diseluruh lorong kelas hingga kehalaman luar, sesaat kemudian puluhan anak keluar dari kelas masing-masing sambil menggendong ransel masing-masing. Anak-anak  berlarian mengejar satu sama lain, adu cepat sampai keluar gerbang dan beberapa ada yang memilih untnuk mengobrol.

                Para orang tua tersenyum senang ketika melihat anak-anak mulai keluar dari gerbang, beberapa orang tua mulai menghampiri anak masing-masing dann beberapa menunggu anaknya keluar dari gerbang. Aku masih menunggu Cammy keluar dari gerbang sejak lima belas menit lalu. Khawatir, aku memutuskan untuk mendatanginya kekelas, mungkin gadis itu tengah mendapatkan bimbingan tambahan dari gurunya mengingat ia cukup buruk dalam pelajaran menghitung

                Kelas 2-1. kulihatCammy tengah duduk dihadapan seorang pria kecil yang tertidur dimejanya. Saat hendak memanggil, seorang guru sudah lebih dulu mendatangi mereka. Aku segera mendekati Cammy untuk mengajaknya pulang. Jangan bilang kalau Cammy sudah mulai jatuh cinta dengan laki-laki kecil dihadapannya ? God dia masih kelas dua sekolah dasar!

                “Cammy, ayo pulang” ajakku.

                “Ma..” panggilnya. “Bisakah kita bawa Jason pulang kerumah ?”

                Alisku bertautan seolah meminta kejelasan dari ucapannya barusan. “Why is that, honey ?”

                “Dia sakit, dia demam dan orang tuanya tidak ada dirumah. Dia bilang tidak ada yang menjemputnya”

                Kukira gadis kecilku sudah jatuh cinta tapi syukurnya belum. Aku mengiyakan permintaannya. Lagipula kasihan juga anak kecil berambut brunette ini sendirian dikelas sementara teman-temannya sudah pada pulang.

                “Kalau orang tuanya menelpon, bilang saja Jason sudah diantar oleh Cammy dan orang tuanya kerumah, bilang juga kalau dia sakit ya” pesanku pada sang guru pengajar.

Setelah mengurus ijin pada guru pengajar, aku segera menggendong Jason dan membawanya keluar dari kelas menuju mobil kami yang terparkir didekat gerbang. Cammy dan Jason duduk dikursi belakang, gadis itu terlihat sangaat perhatian dengan Jason. Diam-diam kuamati, Cammy menyeka keringat dingin dikening Jason. Tuhan, anakku mulai jatuh cinta.

**

Sesampainya di rumah Jason, kami dipersilahkan masuk oleh pengasuhnya. Rumah Jason cuku besar dan ada banyak foto terpasang didindingnya yang bercat putih. Jason kurebahkan disofa yang terletak diruang tamu, kepalanya kualasi dengan bantal sofa. Pengasuhnya lantas menghubungi dokter keluarga Jason dan memintanya untuk datang.

“Ini selimut untuk Jason, Nyonya” ucap sang pengasuh mengejutkanku dan Cammy yang  tengah mengobrol.

“makasi ya mbak” sahut Cammy ramah. Aku langsung menyelimuti tubuh Jason yang tampak mengigil dan meminta Cammy untuk menjaganya selagi aku melihat-lihat foto yang ada diruang tengah.

Pandanganku langsung tertuju pada foto lima orang pria yang saling merangkul. Dengan sangat jelas aku mengenal mereka semua, dibawahnya tertulis ‘One Direction 2010-2016’ . Ada Niall, Louis, Harry, Zayn dan Liam-suamiku tengah merangkul satu sama lain sambil tertawa.

Aku menoleh, melihat Jason yang  tengah tidur. Pantas saja aku merasa seperti mengenal pria kecil ini. Ia anak dari Louis Tomlinson, mantan kekasihku. Kupikir aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya setelah apa yang ia lakukan padaku, tapi ternyata aku salah. Aku lupa kalau dunia ini sempit, sangat sempit sampai-sampai aku harus bertemu lagi dengan Louis melalui Jason dan Cammy.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now