19. Harry Styles : In Between

1.3K 42 7
                                    

Ini lucu. ngabisin waktu 10 menit untuk nentuin judul. Lupa Shania minta dipasangin sama Harry atau Niall , mau cek mention eh tenggelelm. Maafkan kakak, Nak. BELAJAR FISIKA JANGAN LUPA HEH!

***

                                Shania merapatkan jaket milik Harry yang dipakainya. Angin dingin berhembus dengan kencang seolah ingin menerbangkan semuanya, tapi tidak dengan Shania. Gadis itu masih betah untuk menghabiskan sore itu bersama sahabatnya. Ia duduk disamping sahabatnya yang sudah tidur. Tak memiliki keinginan untuk bangkit barang sedikit saja.

                “I never imagined if we would end like this, Niall” lirih Shania. 

                Pandangan Shania terpaku pada pepohonan yang tumbuh tinggi mengelilingi tanah kosong tempatnya duduk. Pohon besar yang menjadi landmark dari tempatnya duduk saat ini.

“Ayah! Berhenti menyakitinya!”

                Pria mengacuhkan teriakan putrinya. Masih tetap sibuk memukuli pria sebatang kara yang sudah terbaring lemah dihalaman belakang rumahnya. Putrinya menangis, menjerit meminta Ayahnya untuk berhenti memukuli laki-laki yang dicintainya. Kedua kakak laki-lakinya hanya bisa menatap adik perempuannya dengan sedih sambil tetap menahannya agar tidak bisa kabur.

                “Ayah! He is one of us! Berhenti menyakiti anakmu sendiri !”

                PLAK

                Satu tamparan dari Jimmy—kakak laki-lakinya diperoleh oleh gadis itu yang menyebabkan sudut bibirnya berdarah. Gadis itu berhenti membrontak, pandangannya beralih menatap kakak laki-laki yang disayanginya. Yang tak pernah ia sangka akan menamparnya sekeras itu.

 “He is not one of us, Shania Angelista! Dia hanya anak haram yang ibu kita lahirkan karena terpaksa! Jangan pernah menyebutnya bagian dari kita karena dia bukan!”

                Jack mengangguk. “He is right. Let him run, let him live but do not forget for what we can not forgive. Shania”

                Gadis itu hanya bisa menangis melihat laki-laki berambut pirang yang dicintainya terbaring tak sadarkan diri dihalaman. Pria paruh baya itu masuk kedalam rumah, memberi intruksi agar kedua anak laki-lakinya melepaskan gadis malang itu. Dengan tenaga yang masih tersisa, gadis itu menghampiri kekasih- yang juga menjadi saudaranya.

                “Niall” panggilnya lirih. Ia menempelkan ibu jarinya pada pergelangan tangan.

                Tidak ada pergerakan.

                “Tolong, Seseorang tolong bantu aku!!” jerit gadis itu. ia berusaha memapah kekasihnya untuk bangkit dan membawanya kerumah sakit dengan sisa tenaga yang ada. Penduduk sekitar yang melihat kejadian tersebut hanya bisa berdiam diri, menahan diri untuk tidak membantu sebab jika mereka membantu maka Ayah dari Gadis itu tidak segan-segan untuk membunuh mereka atau hanya sekedar menghancurkan hidup mereka . Hujan turun dengan derasnya secara tiba-tiba, menemani perjalanan Niall dan Gadis itu menuju rumah sakit.

                “Shania, leave me”

                “Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian Niall”

                “Leave, Shania. Aku mohon”

                “How about us, if I leave ? how about everything we’ve been through ?”

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now