3. Niall Horan : The Past

2.2K 63 3
                                    

Hope Rania and all of you enjoy this story as much as i do when i wrote this story. (PS Rania : baca pesan dibawah nak.. *senyumsumringah* )

**

How can I love you when I'm afraid to fall.

Aku tersenyum lemah ketika melihat Cally tengah membentak Niall. Air mata yang kutahan sedari tadi masih tetap tertahan.  "Cally berhenti" pintaku. Berusaha menarik tubuhnya yang masih memukuli tubuh Niall.

"Lepas Ran!" Seru Cally geram. Ia memberontak melepaskan diri lalu kembali memukul Niall yang terlihat pucat.

"Cukup" ujarku lirih. Namun mustahil untuk didengar oleh Cally.

Cally sangat marah saat mengetahui Niall lalai menjagaku. Aku hampir saja menjadi mainan untuk preman-preman liar yang berkeliaran didaerah sini, namun beruntung Cally datang dengan beberapa anggota polisi setempat untuk menangkap mereka . Awalnya aku dan Niall hanya berjalan-jalan untuk menghilangkan penat namun Niall tiba-tiba menghilang dan setelah dicari oleh Cally, Ia menemukan Niall tengah bermesraan dengan wanita lain dibelakang pohon yang lumayan jauh dari tempatku tadi.

"Jerk!"

"Go die you Dick!"

"Such an asshole!!"

"Kau sengaja melakukan ini untuk menghancurkan, Rania-kan ?!"

Jeritan-jeritan Cally memenuhi taman yang sepi, berkali-kali Ia memukul Niall namun sepertinya sia-sia karena tenaga wanita umumnya lebih kecil dibanding tenaga laki-laki. Jadi mungkin pukulan Cally tidak menimbulkan rasa sakit bagi Niall.

"Cukup..!!" Aku berteriak frustasi. Berjongkok sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku. Cally dan Niall yang tadi berargumentasi kini memusatkan perhatian mereka padaku. Cally segera menghampiriku yang tengah menangis, begitu juga Niall.

"Jangan sentuh dia!" Ancam Cally sebelum Ia menarikku kedalam pelukannya. Cally segera membimbingku melangkah menjauhi Niall.

"Rania im Sorry..!!!!" Teriakan Niall dari kejauhan masih mampu kudengar. Namun aku Tak bisa berbuat apapun selain menangis mengeluarkan segala ketakutan dan kekecewaanku akan sikapnya malam ini.

** 3 Tahun Kemudian**

Aku melangkah keluar dari mobil sedan putih pribadi milikku, masuk kembali kedalam rumah Tua berwarna putih yang sudah lama Tak kutempati namun masih terlihat rapi.

Setelah kejadian malam itu, mentalku sukses terguncang sehingga seorang psikolog merujukku untuk pindah dari Mullingar, memang setelah malam itu aku menjadi ketakutan bahkan suka berteriak histeris ketika rasa takut mulai merasuki diriku. Due to a better recovery, pihak pisokolog yang menanganiku menyarankan keluargaku untuk pindah ke tempat yang baik dan lebih aman,  mereka juga merujukku kerumah sakit yang lebih baik.

I actually have no idea, siapa yang merawat rumahku sampai saat Ini, karena seingatku mama dan papa tidak membayar orang untuk merawat apalagi menempati rumah ini, atau mungkin mereka  lupa kalau mereka punya rumah diMullingar.

Keluar dari rumah kuputuskan untuk berjalan-jalan ketaman dimana tragedi malam itu terjadi, kali ini aku sudah lebih kuat, dan kuharap tidak ada preman seperti yang dulu lagi.

Mataku langsung tertuju pada seorang laki-laki yang tengah duduk dibangku taman dekat Air Mancur.  kemeja kotak-kotak yang didominasi warna biru dengan sedikit campuran warna hitam disetiap kotak, kemeja itu menutupi kaos putih polos yang Ia gunakan. Sepatu supra putih dan celana jeans. Rambut blonde dan kacamata hitam yang menggantung . Bukankah itu..  Niall ?

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now