23. Vellisa's Confessions

1.1K 22 2
                                    

                Depresssion known as Depression may be described as feeling sad, blue, unhappy, miserable, or down in the dumps. Most of us feel this way at one time or another for short periods

***

Aku duduk termenung, menatap indahnya langit malam yang ramai akan bintang-bintang. Terkadang, aku bertanya-tanya apakah benda berkelip itu nyata ? dan bisakah aku menyentuhnya barang untuk sekali saja ?

                Aku memeluk kedua lututku, menyenderkan tubuhku pada dinding yang berada didekatku. Aku kembali menangis, tanpa sadar tangisanku berubah menjadi jeritan-jeritan frustasi yang menyakitkan untuk kudengar dan kurasakan sendiri.

                Aku memperhatikan pemandangan dibawahku, tertuju langsung pada garasi mobil milik kedua orang tuaku. Tempat dimana lebih dari tujuh mobil terparkir rapi disana dan semuanya milik Ayah dan Ibuku. Kedua orang tuaku keluar dari mobil masing-masing sambil membawa tas kerja mereka masing-masing. Tidak ada yag menyapa, keduanya terlalu sibuk berbicara dengan orang diseberang telepon mereka.

                “Her family is rich, dia kaya. Kau bisa memanfaatkannya!”

                “You are rich! You can get everything you want!”

                “Ask your dad to buy you the new one!”

                Aku beruntung diberikan indra pendengar oleh Tuhan sehingga aku bisa mendengarkan komentar teman-teman mengenai diriku. Dan aku bersyukur, Tuhan masih memberiku kesempatan untuk mengenali teman-teman yang baik, yang buruk dan yang hanya menjadi parasit untukku kelak.  Dimanfaatkan a.k.a being used.

                Semakin beranjak besar, aku semakin bisa mengenali teman-temanku yang hanya menjadi benalu dikehidupanku. Tapi, seringkali aku jatuh kedalam jebakan mereka dan aku membenci itu. Aku selalu menganggap bahwa mereka semua baik, at first. Dan bodohnya aku baru sadar bahwa sebagian besar populasi manusia dibumi ini akan bersikap baik diawal pertemuan, setelah saling mengenal tidak ada yang bisa menjamin bahwa mereka akan selamanya bersikap baik.

                “Vellisa, Makan!”

                Suara Mom dan Dad terdengar memanggil. Oh tuhan, aku terlalu sibuk memikirkan nasib pertemananku yang menyedihkan sampai-sampai aku lupa kalau waktu sudah beranjak petang. Dan ini saatnya makan malam keluarga.

                Ketika sampai dimeja makan, kudapati Mom dan Dad sedang berdiskusi mengenai pekerjaan mereka masing-masing. Masih dalam diam, aku menarik kursi didekat Mom dan memakan makanan yang sudah Mom belikan.

                Aku memilih untuk memperhatikan kedua orang tuaku dibandingkan ikut berbicara. Kerutan diwajah mereka rasanya semakin hari semakin bertambah, mungkin usia dan mungkin juga karena mereka banyak pikiran.

                “im finish” ujarku ketus.

                Aku mendengus kesal ketika mendengar kedua orang tuaku justru berdebat mengenai pekerjaan mereka masing-masing, mengotot siapa yang benar dan salah. Segera kurapikan alat makanku dan membawanya ke bak cuci, membiarkan pekerja dirumah kami membersihkannya. Setelah meneguk segelas air mineral aku langsung kembali kekamar untuk berlajar. What do you expect from me ? Ini sudah sore dan ini waktu untuk aku belajar, tugas rumah yang menjadi kewajibanku sudah kuselesaikan.

                “Kau menyukainya ? Kau yakin ?”

                “Y-yeah, memangnya kenapa ?”

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now