4. Niall Horan : if i Knew

1.9K 54 2
  • Dedicated to Putri Eka Cahyani
                                    

IF I KNEW

Aku berbaring dipangkuannya sambil meniup kelopak bunga Dandelion yang kupegang. Niall mengusap kepalaku perlahan sambil menyenandungkan lagu kesukaannya. Kami sedang menghabiskan waktu  diBukit  belakang rumah Nial, berdual.

 

“kau akan datang diUlang tahun-ku yang ke dua puluh kan ?” tanyaku pada Niall. Benar, besok adalah hari ulang tahunku yang kedua puluh dan kami akan merayakannya dengan Pesta Kebun dirumahku. Tidak megah memang, karena aku ingin orang-orang terdekat dan teman kantor saja yang datang sekalian untuk perayaan diterimanya aku bekerja di Vogue.

 

“iya aku akan datang”

 

“Terima kasih, Niall I love you”

**

 Jika aku tahu kalau saat itu adalah saat terakhir aku bertemu denganmu maka aku tidak akan pulang kerumah. Jika aku tahu saat itu adalah saat terakhir aku bertemu denganmu maka aku lebih memilih untuk memeluk dan berbaring dipangkuanmu selamanya.

Tapi itulah yang terjadi, aku memilih untuk mengikuti semua perkataanmu. Pulang kerumah, istirahat kemudian bersiap-siap untuk acara ulang tahunku, memakai gaun merah pemberianmu. Dan aku menunggu kedatanganmu malam itu, menyisakan potongan kue pertama dan makanan kesukaanmu tapi ?

Kamu tidak datang.

**

 

“Acara sudah harus dimulai sayang, ini sudah larut malam” bujuk Mom. Aku yang tengah duduk dipinggir kolam renang sendirian – menyendiri menunggu kedatanganmu – terdiam mendengar bujukan Mom. Aku harus bisa membuat keputusan, aku sudah dua puluh tahun.

 

“baiklah” jawabku lesu, menyetujui bujukan Mom. Mom membantuku bangkit dan merapikan sedikit tatanan rambutku lalu menghapus air mata yang berada dipipiku.

 

Semua berdecak kagum ketika aku masuk kedalam kerumunan tamu. Lilin mulai dinyannyikan dan semua dengan bahagianya menyanyikan lagu Ulang Tahun dan mendoakan sebuah kebahagiaan abadi untukku. Tidak, I wish you were here with me Niall, instead of this party stuff.

 

“Niall kenapa tidak hadir ?” tanya seorang tamu padaku. Aku membeku, tak tahu harus menjawab apa mengenaimu. “dia sakit, kami sudah merayakan ulang tahunku kemarin” dustaku. Aku terpaksa berdusta untuk menutupi rasa sedihku dihadapan para tamu yang hadir.

 

Mereka semua mulai bertanya pertanyaan yang sama padaku dan aku harus berbohong pada mereka. Aku bahkan tidak tahu dimana keberadaanmu, Niall . aku bahkan tidak bisa menghubungi walaupun aku sudah menghubungi telepon gengam-mu lebih dari lima puluh kali.

 

Sudah hampir empat jam berlalu tapi kamu tak kunjung datang, waktu menunjukan pukul satu malam dan aku masih mengharapkan kedatanganmu. Aku masih menunggu kehadiranmu disini, disampingku.

 

“Have fun guys. Im going to restroom” ucapku pada mereka. Mereka hanya mengangguk mengerti dan kembali menikmati hidangan juga obrolan yang sedang berjalan.

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now