11. Harry Styles - Unconditionally

1.6K 47 1
                                    

For Gita. A.k.a HazCupcakes_  am i right ? THIS IS IT girl. maaf ya kalau out of expectation. semoga ga kecewa. :(

***

“Katanya mau berhasil. Udah dibantuin nih!” seru Ara diatas tempat tidur.

“Tapi engga gitu caranya!” aku mendecak kesal sementara Ara menatapku dengan tatapan bingung.  “kamu mah yang ada malah bikin aku malu!”

Aku duduk disofa sambil memencet tombol remote berkali-kali untuk mencari saluran tv yang bagus untuk ditonton. Hujan turun lagi siang ini, berhasil menunda rencanaku dan Ara untuk menonton show case salah satu Band Indie kesukaan kami berdua alhasil beginilah jadinya. Ara akan dengan sangat bahagia menghancurkan apartementku sementara aku bisa mati kebosenan terkurung diapartement bersama Ara .

“Tapi Git, kok milih jadi secret admirer sih ?” Tanya Ara. “Harry tinggal diseberang, apa susahnya sih ngobrol biasa ? you two used to be friends”

“people change, Ara. Dan Harry kayaknya lebih bahagia setelah dia menjauh dariku”

Ara mendengus kesal. Jawaban yang barusan kulontarkan sudah ia hafal dengan sangat jelas. Dengan ransel kecil dipundak, Ara mengamit tanganku dan menarik mengikutinya keluar dari apartement. Sesampainya diLobby kami berdua segera membuka payung masing-masing dan berjalan menuju Café.

Ara sudah tidak bisa lagi menahan keinginannya untuk menyaksikan Zayn, pria pujaan hatinya yang sore ini akan tampil diCafe dekat Apartement. Dan aku sebagai sahabat yang baik sebisa mungkin menuruti keinginannya termasuk menerobos hujan lebat siang ini.

Kami berjalan melewati Halte Bus yang sepi, kamu sudah setengah perjalanan tapi Ara lagi-lagi menarikku untuk berjalan menuruni tangga, ia mengajakku untuk memutar balik melewati jalan setapak disamping kanal. Masih dengan tampang tak bersalah Ara kembali menarikku untuk mengikutinya bersembunyi dibalik pohon besar.

“Git..Git.. itu Git!” Seru Ara dengan heboh. Ia meloncat-loncat dan mengguncang-guncang  tubuhku seperti anak remaja yang bertemu idolanya, hanya saja ia tidak menangis.

 “Apaan sih, Ra ?” tanyaku kesal tidak terima dengan perlakuannya barusan. Ara langsung menunjuk Halte diseberang, mataku mengikuti kemana arah telunjuk Ara menunjuk. “Tuh, Harry”

Hoalah, Cuma Harry. Kirain ada Rafael Nadal, itu loh pemain Tennis nomer satu. My idol.

“Iya terus ?” Ara medengus kesal, ia dengan mudahnya menoyor kepalaku dengan gemas.

“ikuti aku, all you have to do is follow me and do as you told!”

Ara segera berbalik, berjalan menyusuri jalan setapak yang berakhir dipinggir kanal lalu naik menaiki tangga kecil yang ada, kami sampai dibelakang Halte tempat Harry berdiri. Saat hendak memprotes, Ara kembali menarik tanganku untuk berjalan disampingnya melewati Halte tersebut.

“Oh my God!” Seru Ara panik.

 Baiklah, skenario macam apa lagi yang akan ia buat untukku. Ara (lagi-lagi) menarikku untuk masuk kedalam Halte Bus. Seruan atau bahkan lebih seperti jeritan paniknya berhasil menarik perhatian Harry yang kutahu sedari tadi sudah memperhatikan kami berdua.  

“eh, Hai Harry” sapa Ara. “nunggu bis, atau nunggu hujan reda ?”

Ingin rasanya kucuci kepala anak ini dibawah guyuran hujan sekarang juga karena sudah mngerjaiku. Bisa tidak sih anak ini berhenti sekali saja bertindak bodoh dan mempermalukan sahabatnya ?

“Nunggu hujan reda mau ke Café lihat Zayn, kalian mau kemana ?”

“sama dong!” Ara semakin mendorong tubuhku mendekat ke Harry, membuatku reflex melakukan perlawanan. “Nah, mumpung Harry disini. Kamu keCafe duluan sama Harry gih, aku balik keApartement sebentar. Harry mau yah ?”

Clouds ❌ o.s [CLOSED]Where stories live. Discover now