FITTING BAJU

141K 9.5K 259
                                    

Setelah kejadian yang menyebalkan itu, selama diperjalanan Ayana hanya diam dan menatap ke samping mobil. Beberapa menit kemudian, Arsen memberhentikan mobilnya di sebuah restoran.

"Turun," ucap Arsen singkat dan padat.

"Kok kita kesini pak?" bukannya menjawab, Arsen malah keluar dari mobilnya.

"Mulai deh, kumat budeg nya si muka tembok." Ayana turun juga dari mobil Arsen.

Saat turun dari mobil, Ayana tidak sengaja melihat mobil yang mirip dengan mobil papanya.

"Kayak mobil papa deh? Ah, gak mungkin lah... Emang papa aja yang
punya mobil kayak gini," gumamnya.

Ayana terus berjalan mengikuti Arsen dari belakang. Sebenarnya ia bingung, tapi ia malas juga untuk bertanya karena pasti nanti pertanyaannya gak akan dijawab Arsen. Hingga sampailah mereka di sebuah meja yang sudah terdapat beberapa orang.

"Siang semuanya." Sapa Arsen.

"Eh... Akhirnya kalian berdua datang juga." ucap Mama Arsen yang menyambut kedatangan anak dan calon menantunya dengan ramah.

"Tuh kan bener ada mama sama papa. Pantesan aja si kampret tadi gak mau jawab pertanyaan gue," gumamnya pelan.

"Ayo duduk disini sayang," ucap Mama Arsen ke Ayana.

Ayana hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia pun duduk disebelah Mama Arsen lalu disusul Arsen juga disebelahnya.

"Kita makan siang dulu ya, Setelah itu ada yang mau Papa bilang sama kalian," ucap Papa Arsen.

Mereka semua makan siang bersama dan menikmati makanannya dengan lahap, kecuali Ayana. Sebenarnya Ayana tidak selera sama sekali karena pikirannya masih campur aduk. Pertama, gajinya dipotong seenaknya oleh Arsen karena cincin tadi. kedua, ia sangat kesal dengan Arsen dan ketiga, ada hal apa yang akan dibicarakan oleh keluarganya. Setelah selesai makan siang, papa Arsen sudah bersiap untuk bicara.

"Kalian pasti bingung kenapa papa ada disini kan?" tanya papa Arsen. Arsen dan Ayana hanya mengangguk saja tanpa berkata apapun.

"Jadi begini, Setelah kami perbincangkan tentang perjodohan kalian, kami memutuskan untuk menikahkan kalian dua minggu lagi." Jelas papa Arsen.

Ayana langsung melotot mendengar hal tersebut, sementara Arsen hanya memasang muka datarnya tanpa ekspresi apapun. Penderitaan Ayana sudah dimulai dari sekarang.

"Bagaimana, kalian setuju kan?" tanya papa Arsen.

"Tapi itu gak terlalu cepat?" tanya Ayana dengan nada yang tidak terima.

"Enggak dong sayang... Lebih cepat kan lebih baik," ucap Mama Arsen.

Nih si muka tembok kok diam aja sih, kalo ini bukan ditempat umum udah gue cekik lo, Batin Ayana.

"Kalau soal persiapan pernikahan kalian tenang aja, karena kami sudah mempersiapkan semuanya. Jadi kalian tinggal menunggu hari pernikahan saja," jelas Papa Ayana.

Ayana hanya bisa pasrah menerimanya dan sebentar lagi ia akan menikah dengan bosnya sendiri. Arsen Bagaskara, si muka tembok yang super duper nyebelin sedunia, killer, sok cool dan tukang penyuruh seenak jidatnya.

"Yaudah kalau gitu kita pulang yuk, dan jangan lupa besok kalian fitting baju, oke?" ucap Mama Arsen.

Ayana dan Arsen hanya mengangguk paham. Setelah itu, mereka semua berjalan keluar dari restoran dan bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing kecuali orang tua Ayana karena mereka ada urusan yang harus diselesaikan. Ayana sendiri memang tidak tau kalau orang tuanya ada urusan sebab papanya mendapat panggilan mendadak dari kantor.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now