KABAR BAHAGIA

83.1K 4K 309
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Hubungan antara Arsen dan Ayana semakin hari semakin membaik serta dipenuhi dengan kebahagiaan. Arsen pun semakin perhatian dengan istrinya tercinta untuk memenuhi janjinya sebagai suami yang baik. Hanya ada satu hal lagi yang kurang dalam melengkapi kebahagiaan mereka.

Dipagi hari yang indah ini, mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Kali ini Ayana mulai rutin kembali lagi bekerja di kantor. Ia malas jika terus di rumah apalagi jauh dari suaminya. Entahlah, rasanya ia ingin selalu dekat dengan suaminya bagaimanapun keadaannya.

Di kamar mewah yang yang bernuansa warna gold ini, Ayana sedang sibuk menyusun beberapa berkas sementara Arsen, ia sedang memakai jam tangan mewahnya.

Saat Ayana hendak mengambil tasnya, tiba-tiba saja kepalanya merasa pusing dan ia pun merasa ingin muntah juga.

Huek huek

Ayana mulai merasa mual sambil memegang perutnya. Arsen yang melihat istrinya sedang mual-mual, langsung merasa khawatir dan menghampirinya.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Arsen khawatir.

"Aku gak tau, tiba-tiba aja kepalaku pusing dan rasanya aku mau muntah," jawab Ayana.

"Apa kamu salah makan?" tanya Arsen lagi.

Ayana menggelengkan kepalanya
"Gak tau, tapi kayaknya aku makan makanan yang sehat kok," jawabnya.

Arsen membantu memijat kening Ayana dengan lembut supaya rasa pusingnya sedikit berkurang. Bukannya merasa baik, malah Ayana semakin merasa pusing dan semakin merasa mual.

Huek huek

Ayana berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya yang mengganggu. Arsen juga mengikuti istrinya karena ia semakin merasa khawatir.

Ayana memang merasa mual tapi saat ia ingin memuntahkan isi perutnya, tapi tidak ada yang keluar sama sekali. Ada apa sebenarnya dengan dirinya? Kenapa tiba-tiba saja ia begini?

Huek huek

"Sayang, kamu kenapa sih?" tanya Arsen khawatir.

Sekarang Ayana merasa lemas setelah mencoba untuk muntah tapi tidak ada yang keluar sama sekali. Arsen terus membantu istrinya untuk memuntahkan sesuatu dari mulutnya.

"Muka kamu pucet banget, apa kamu sakit?" tanya Arsen.

"Mungkin aku cuma masuk angin atau kecapean aja," jawab Ayana.

"Kita ke rumah sakit aja ya," ucap Arsen.

"Gak usah Mas Arsen, mungkin aku cuma masuk angin biasa aja," ucap Ayana.

"Tapi muka kamu pucet sayang, aku khawatir sama kamu," ucap Arsen.

"Aku gapapa kok," ucap Ayana meyakinkan Arsen.

Arsen menggendong istrinya ala bridal style menuju ke ranjang. Sampai di ranjang, ia membaringkan istrinya dengan hati-hati dan menarik selimut untuk menutupi badan istrinya sampai sebatas perut.

"Hari ini kamu gak usah kerja dulu ya. Istirahat aja di rumah, hm." Arsen mengelus kepala Ayana lembut.

"Trus aku sama siapa?" tanya Ayana.

"Nanti aku usahakan pulang cepat karena hari aku mau ketemu sama klien penting," jawab Arsen.

Ayana mengerucutkan bibirnya. Hal inilah yang paling ia tidak sukai apalagi harus ditinggal suaminya.

"Jangan cemberut dong sayang, aku janji cuma sebentar kok. Kamu di rumah aja ya," ucap Arsen.

"Yaudah deh," ucap Ayana pasrah.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now