BAIKAN

111K 7K 203
                                    

Semenjak kejadian beberapa menit lalu, Ayana takut untuk masuk ke kamar, padahal ia sudah di depan pintu kamarnya. Karena ia tau kalau Arsen saat ini sedang marah dan mungkin benci padanya. Ayana pun memutuskan untuk tidur disofa ruang tamu saja.

Sementara Arsen, walaupun marah pada istrinya, tapi ia belum bisa tidur karena Ayana tidak ada disampingnya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul satu malam. Ia pun memutuskan untuk keluar dan turun ke bawah. Saat sampai dibawah, ia melihat istrinya sedang tertidur pulas. Ada rasa sedih juga yang dirasakan Arsen saat melihat ini. Lalu ia menggendong istrinya ala bridal style ke kamar.

Sampai di kamar, Arsen meletakkan istrinya dengan hati-hati karena takut tidurnya akan terganggu dan terbangun nantinya. Arsen melihat istrinya sambil mengelus kepala Ayana lembut. Setelah itu, Arsen berbaring di sebelah istrinya, barulah ia bisa tidur nyenyak.

Keesokannya, seperti biasa Ayana bangun lebih awal dan melihat Arsen masih tertidur di sebelahnya. Tapi pagi ini, Ayana tidak menyiapkan apapun untuk Arsen dan langsung pergi saja ke kantor.

Arsen yang sudah bangun dan sudah rapi dengan pakaian kerjanya, langsung turun ke bawah dan melihat maid nya sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi tuan," Sapa maid itu.

Arsen hanya mengangguk,
"Ayana mana?" tanyanya.

"Nyonya sudah pergi dari tadi tuan," jawab maid itu.

"Apa dia sudah sarapan?" tanya Arsen lagi.

"Belum tuan, nyonya tadi langsung pergi saja, katanya takut terlambat dan sarapan di kantor saja nanti," jelas maid itu.

Arsen hanya diam setelah maid itu menjelaskannya. Ia merasa bersalah juga karena semalam sudah marah pada istrinya. Apa yang terjadi semalam semata-mata hanya karena ia khawatir tapi saking khawatirnya, ia jadi terbawa emosi.

Setelah selesai sarapan, Arsen segera berangkat ke kantor. Pagi ini Arsen sedikit terlambat datang ke kantornya. Saat sampai di kantor, ia melihat istrinya sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya.

"Eh Ayana, pak Arsen tadi liatin lo terus tuh," ucap Sintia.

"Dia baru datang?" tanya Ayana.

"Iya, trus dia tadi langsung ngeliat ke arah lo. Setelah itu, pak Arsen pergi ke ruangannya," jelas Sintia.

Ayana sendiri tidak terlalu memikirkannya, ia hanya fokus pada  pekerjaannya saja. Setelah itu, ia harus menyerahkan laporannya kepada Arsen.

"Gue ke ruangan pak Arsen dulu ya,.soalnya gue mau nyerahin laporan ini," ucap Ayana.

"Oke, semangat ya, Ayana... Tapi ingat, kalian berdua jangan pacaran ya," ucap Risa.

"Enggak lah, buat apa juga gue pacaran sama dia di kantor," ucap Ayana.

"Yaa... Siapa tau aja kalian mau berduaan terus," ucap Sintia.

"Enggak kok. Udah deh, gue langsung ke ruangannya aja ya," ucap Ayana dan langsung pergi ke ruangan Arsen.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi pak, saya mau kasih laporan saya hari ini," ucap Ayana.

Arsen mengambil laporan yang Ayana bawa, lalu memeriksanya dengan teliti. Sesekali juga ia melirik istrinya, namun Ayana hanya menunduk dan tidak mau menatap Arsen.

"Bagus, saya senang melihat laporan kamu hari ini. Tolong dipertahankan ya, kalau bisa lebih baik lagi," ucap Arsen.

"Baik Pak, kalau gitu saya permisi mau lanjut kerja lagi," ucap Ayana tanpa ekpresi. Biasanya saat Arsen memujinya, ia langsung tersenyum senang. Tapi kali ini Ayana hanya memasang muka datarnya dan  keluar begitu saja dari ruangan Arsen.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang