MENDADAK MANJA

140K 8.2K 323
                                    

Tepat pukul sembilan malam, Ayana dan Arsen pulang ke rumah. Hari ini Ayana tidak bisa bekerja sama sekali karena suaminya itu terus menyuruhnya ke ruangan Arsen, karena takut ia akan berdekatan dengan Aldo.

Memang akhir-akhir Arsen selalu ingin dekat dan tidak mau jauh ditinggal Ayana. Padahal masih satu kantor, tapi Arsen ingin istrinya ada disampingnya.

Seperti biasa, Arsen menggenggam tangan istrinya yang sudah menjadi kewajiban baginya kapanpun dan dimanapun. Sampai dimobil, Arsen mengendarai dengan satu tangan, karena satu tangan lagi tetap setia menggenggam erat tangan sang istri.

Selama perjalanan menuju pulang tidak ada percakapan sama sekali, palingan hanya suara musik ataupun suara radio mobil. Tapi sesekali, Arsen mencium punggung tangan istrinya apalagi saat lampu merah, bibirnya terus menempel untuk merasakan betapa halusnya kulit istrinya ini.

Sampai dirumah, pasangan suami-istri ini segera ke kamar untuk membersihkan diri sebelum makan malam. Memang jadwal makan malam hari ini terbilang cukup lama, mengingat pekerjaan kantor yang sangat sibuk.

"Bapak mandi duluan aja, biar nanti sekalian saya siapin baju untuk bapak," ucap Ayana.

Arsen tersenyum manis ke istrinya,
"Yaudah, saya mandi duluan ya."

Setelah Arsen masuk ke kamar mandi, Ayana mulai menyiapkan baju tidur untuk suaminya. Ayana melakukan ini karena ada maunya, jadi dari sinilah rencananya untuk bersikap manis supaya Arsen luluh. Ini merupakan pertama kali baginya untuk menyiapkan keperluan terutama baju tidur sang suami.

Beberapa menit kemudian, Arsen keluar dari kamar mandi dan terlibat lebih segar. Ayana yang mengetahui hal tersebut, segera menghampiri Arsen dengan tangannya yang memegang baju tidur suaminya.

"Nih pak bajunya, sekarang saya mau mandi dulu ya," ucap Ayana.

"Makasih ya, Ayana istri saya yang cantik," goda Arsen.

"Iya Pak Arsen suami saya yang jelek," canda Ayana sambil tersenyum jahil.

"Kok jelek sih? Baru kali ini ada seseorang yang bilang saya jelek." Arsen sempat tak terima dibilang jelek, apalagi hal ini diucapkan oleh istrinya sendiri.

Ayana tertawa mendengar ucapan Arsen "Emang bapak jelek kok."

"Biarin, terserah kamu mau bilang saya apa. Tapi orang yang kamu bilang jelek ini adalah suami kamu sendiri," balas Arsen.

"Iya deh... Saya mandi dulu ya pak," daripada berdebat dengan Arsen, lebih baik Ayana langsung mandi aja.

Hari ini Ayana tidak terlalu capek karena kerjanya seharian ini cuma menemani Arsen dan mendengar gombalan receh. Semoga saja kejadian seperti ini tidak berlangsung lama karena kalau tidak, Ayana pasti tidak akan tahan menanggapi perubahan sikap Arsen yang aneh.

Setelah selesai mandi, Ayana keluar dan melihat Arsen duduk di pinggir ranjang sambil memegang handphonenya. Pandangannya pun tertuju pada sang istri yang sudah selesai mandi tapi posisinya masih berdiri di depan pintu.

"Ahkhirnya kamu selesai mandinya. Yaudah yuk kita makan malam, saya udah lapar banget karena nungguin kamu," ajak Arsen.

"Kenapa bapak nungguin saya? Bapak kan bisa makan duluan kalau udah lapar," balas Ayana.

"Saya gak mau. Karena kalau makan tanpa kamu itu, rasanya kurang lengkap," sepertinya Arsen mulai menggoda Ayana.

Ayana menghela nafasnya,
"Yaudah deh... Yuk kita makan."

Arsen tersenyum senang dan merangkul istrinya untuk turun ke bawah. Kalau seperti ini, ada rasa senang juga bagi Ayana terhadap perlakuan manis dari suaminya. Mereka yang biasanya tampak selalu cuek satu sama lain, sekarang terlihat lebih harmonis.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now