SAHABAT

55.5K 3.3K 132
                                    

Seperti permintaan Ayana, hari ini ia akan kembali bekerja di kantor setelah bebeberapa minggu hanya di rumah. Tapi kali ini ia akan bekerja di ruangan Arsen, karena Arsen tidak mau kalau istrinya nanti akan terlalu lelah dan ia ingin istrinya selalu berada disampingnya. Arsen juga tidak mau kalau hal yang buruk akan terjadi lagi pada istrinya.

Saat ini Ayana sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya yang cukup banyak, mengingat ia sudah dua minggu tidak masuk kantor. Tapi Ayana sama sekali tidak mengeluh dan tetap melakukan semuanya dengan baik. Kalau ia sekarang bukan istrinya Arsen melainkan hanya karyawan biasa, Arsen pasti akan marah padanya plus memotong gajinya.

"Sayang, udah dulu kerjanya. Sekarang kita makan siang yuk." ajak Arsen.

"Bentar lagi Mas Arsen, nanggung dikit lagi kok." ucap Ayana tanpa melirik ke arah suaminya.

Arsen menggelengkan kepalanya karena mendengar ucapan istrinya yang cukup keras kepala ini. Arsen pun bangkit dari kursi kebesarannya lalu menghampiri istrinya. Ia melipat kedua tangannya saat berada di hadapan istrinya tapi Ayana hanya cuek dan pura-pura tidak tau.

"Ayana, dengarkan kata suamimu ini dan kita makan siang sekarang." ucap Arsen.

"Bentar lagi." ucap Ayana cuek.

"Jangan buat aku marah ya sayang." ucap Arsen sedikit kesal.

"Iya iya sabar Mas Arsen, tanggung banget nih." ucap Ayana.

Cukup sudah, sekarang kesabaran Arsen sudah habis padahal ia sudah membujuk istrinya dengan cara baik-baik. Arsen menggendong Ayana ala bridal style lalu menciumnya berulang kali. Ayana sendiri hanya tertawa karena merasa geli di cium-cium terus.

"Udah Mas Arsen, jangan di cium-cium lagi." ucap Ayana.

"Mau makan sekarang atau aku cium kamu sampai besok?" tanya Arsen.

"Iya iya aku mau makan sekarang kok." jawab Ayana pasrah.

"Good girl." ucap Arsen puas.

"Yaudah sekarang turunin aku, kan aku udah mau makan siang." pinta Ayana.

"Nggak boleh." ucap Arsen.

"Loh emangnya kenapa?" tanya Ayana.

Bukannya menjawab pertanyaan Ayana, Arsen malah meletakkan badan Ayana di sofa. Tidak lupa juga Arsen mengunci kedua tangan Ayana agar tidak melawannya. Ayana merasa bingung dan sedikit takut karena Arsen memandangnya tajam seakan mau diterkam.

"Aku akan kasih hukuman dulu untuk istriku ini karena berani melawan suaminya." ucap Arsen.

"Hukuman apa?" tanya Ayana gugup.

Arsen tersenyum jahil lalu mencium seluruh wajah istrinya dengan lembut mulai dari pipi, kening, dan dagu. Kemudian Arsen berhenti sejenak karena ia menginginkan sesuatu dari istrinya. Senyum dan pandangan jahilnya pun tidak lupa ia tunjukkan.

"Kiss me." ucap Arsen.

Ayana melototkan matanya yang sempat terkejut dengan permintaan suaminya ini. Entahlah, biasanya saat Arsen menyuruhnya untuk mencium wajah suaminya, ia akan biasa-biasa saja tapi sekarang malah terasa berbeda.

"Ayo dong sayang, aku nungguin nih." ucap Arsen.

Secara perlahan, Ayana mendekatkan wajahnya ke wajah suaminya lalu mencium pipi sebelah kanannya. Arsen merasa sedikit kecewa karena bukan inilah yang ia minta untuk dicium.

"Bukan ini yang dicium sayang." ucap Arsen.

"Trus yang mana dong?" tanya Ayana.

Arsen menjawab pertanyaan Ayana dengan menunjuk bibirnya. Ayana kembali melototkan matanya. Ia benar-benar terkejut dengan permintaan Arsen yang menyuruhnya untuk mencium bibir. Mau tidak mau, ia kembali mendekatkan wajahnya dan....

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now