SEPARUHKU

72.6K 4.6K 264
                                    

Sudah tiga minggu Arsen keluar kota dan meninggalkan Ayana dan tiga minggu bukanlah hal yang mudah dilalui oleh Ayana. Setiap hari ia harus menahan rasa rindunya pada Arsen dan hanya bisa berkomunikasi melalui video call.

Tapi, seminggu ini Ayana merasa sedih karena Arsen tidak pernah memberinya kabar ataupun video call lagi dengannya. Padahal sebelum Arsen pergi, ia berjanji kalau setiap hari akan video call dengannya. Makanya sekarang Ayana sedih dan juga kesal dengan Arsen.

Selama Arsen pergi, Ryan lah yang mengurus dan bertanggung jawab di kantor. Karena Ryan adalah tangan kanan atau kepercayaan Arsen sejak lama. Selain kantor, Ryan juga bertanggung jawab untuk menjaga Ayana sesuai perintah dari Arsen.

Saat ini Ayana hanya melamun dan memikirkan Arsen. Bahkan, ia tidak fokus bekerja karena yang dipikirkannya adalah Arsen. Banyak pertanyaan yang menganggu pikirannya. Mulai dari kenapa Arsen tidak pernah menghubunginya? Apa Arsen lupa padanya? Atau Arsen tidak peduli lagi dengannya?

Sampai-sampai kedua sahabatnya ada di depannya pun ia tidak tau karena Ayana terus saja melamun. Padahal Sintia dan Risa sudah memanggil Ayana beberapa kali, tapi Ayana masih saja melamun.

"Woyy... Ayana!!" teriak Sintia dan barulah Ayana sadar dari lamunannya.

"Lo tuh kenapa sih, dari tadi kita panggilin tapi lo gak nyaut?" tanya Sintia.

"Gue gapapa kok," jawab Ayana.

"Gapapa gimana, dari tadi lo ngelamun terus? Kesambet baru tau rasa lo," ucap Risa.

"Iya iya maaf," ucap Ayana.

Keduanya sahabatnya duduk di sebelah Ayana yang sedang sedih.

"Lo kenapa sih Ayana? Cerita dong sama kita," ucap Risa.

"Iya nih... Cerita dong sama kita, Jangan dipendam sendiri," ucap Sintia.

Ayana melirik kedua sahabatnya dan tersenyum tipis. Sebelum bercerita, Ayana menghembuskan napasnya terlebih dahulu.

"Gue sedih karena Mas Arsen," ucap Ayana.

"Sedih karena pak Arsen keluar kota?" tanya Sintia dan Ayana mengangguk.

"Kok sedih sih, seminggu lagi kan pak Arsen bakal pulang," ucap Risa.

"Iya gue tau, tapi yang buat gue sedih karena seminggu ini Mas Arsen itu gak pernah ngabarin dan video call lagi sama gue. Padahal kan, dia udah janji bakal video call setiap hari sama gue," ucap Ayana sedih.

"Mungkin pak Arsen lagi sibuk dan banyak pekerjaan disana, makanya dia jarang kasih kabar sama lo," ucap Sintia.

"Bener tuh, lo juga gak boleh sedih ataupun negatif thinking sama Pak Arsen. Lo harus yakin dan percaya sama suami lo sendiri," tambah Risa.

"Lo yakin, kalau Mas Arsen itu gak lupa sama gue?" tanya Ayana.

"Iya, kita yakin kok. Karena kan pak Arsen itu cintanya cuma sama lo dan rasa cintanya itu sangat besar untuk Ayana seorang," goda Sintia dan membuat Ayana tersenyum.

"Ada-ada aja deh lo," ucap Ayana malu-malu.

"Alah... Tapi lo senyum juga kan?" ucap Sintia.

"Wahai Ayana istriku, tunggulah Mas Arsen mu ini... Suamimu ini untuk pulang dan melepas rindu denganmu," ucap Risa menjahili Ayana.

"Ihh... Lo berdua apaan sih?" ucap Ayana malu.

"Cie... Ada yang malu nih?" ucap Sintia.

"Iya nih, cie cie... Uhuyy," tambah Risa.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant