MAAFKAN AKU

66.5K 3.8K 566
                                    

Saat ini Arsen masih berada di rumahnya sambil menatap foto cantik istrinya, Ayana. Setetes demi setetes air mata jatuh dan membasahi pipinya. Arsen menangis sedih sekaligus menyesal karena ia telah percaya pada orang yang salah dan lebih parahnya lagi, ia telah mengusir istrinya sendiri.

Seandainya waktu dapat diputar, pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Arsen rela melakukan apapun demi Ayana, agar ia mau kembali. Arsen juga rela, jika ia harus mengucapkan seribu kata maaf setiap hari, agar Ayana mau memaafkannya.

"Ayana, aku kangen sama kamu. Maafkan aku, maafkan aku karena telah menyakiti perasaanmu. Aku hancur Ayana, aku hancur tanpa kamu. Aku benar-benar menyesal," gumam Arsen sambil menangis.

Arsen sangat merindukan masa-masa indah saat berdua dengan istrinya tercinta. Ia sangat merindukan masa saat tertawa bersama, bercanda bersama, jalan-jalan, saling menjahili satu sama lain, dan banyak lagi momen indah yang sangat ia rindukan.

Arsen memeluk erat foto Ayana yang sedang tersenyum manis padanya. Ia benar-benar sangat merindukan istrinya, ia sangat ingin memeluk istrinya seperti dulu. Arsen tidak mau kehilangan orang yang sangat di cintainya, walaupun sebenarnya ia telah salah besar.

Sudah satu bulan lebih pula, Arsen berpisah dengan Ayana sejak kejadian menyakitkan itu. Memang yang Arsen rasakan saat ini sangat sakit tapi, lebih sakit pula yang dirasakan oleh istrinya karena ia telah membentak, menghina dan mengusirnya secara kasar. Satu lagi, memang benar kata Ayana kalau suatu hari nanti, Arsen akan menyesal atas semua yang diputuskannya.

Cukup sudah, Arsen sudah tidak tahan lagi menahan semua ini dan saat ini juga, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Ayana, sekaligus untuk membawanya pulang.

"Aku datang Ayana, aku harap kamu mau memaafkan semua kesalahanku. Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Sekarang, barulah aku tau bagaimana rasanya kehilangan orang yang aku cintai," gumam Arsen menyesal.

Arsen menghapus air matanya, lalu segera bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Ayana. Ia juga selalu berdoa, agar diberi kemudahan untuk membujuk Ayana dan semoga keluarga Ayana mau memaafkannya.

Malam ini angin berhembus dengan kencang dan di luar pun sangat dingin. Sepertinya ini adalah pertanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Seperti pun, alam juga seakan ikut sedih dan mungkin malam ini akan menjadi saksi bisu kejadian nanti.

Selama diperjalanan, Arsen juga selalu berdoa yang terbaik agar semunya berjalan dengan lancar. Tapi ia juga siap menerima apapun yang terjadi, apalagi saat bertemu dengan orang tua Ayana yang tak lain adalah mertuanya.

Setelah beberapa menit, mobil Arsen terparkir di halaman rumah orang tua ayana. Sebenarnya ia sangat takut, sekaligus deg degan memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Sebelum memencet bel, Arsen menarik nafasnya panjang sambil memejamkan matanya.

Ting tong!

Beberapa menit kemudian, pintunya terbuka dan terlihatlah Mama mertuanya yang sedang tersenyum juga padanya. Arsen juga membalas senyuman mertuanya ini, walaupun dengan senyuman tipis.

"Arsen, Mama gak nyangka ternyata kamu yang datang ke sini," ucap mertuanya.

"Mama." Arsen menyalam tangan mertuanya sopan.

"Ayana ada di rumah nggak, Ma?" tanya Arsen.

"Ada, Ayana lagi di dalam kamar kok," jawab Mama mertuanya.

"Kita masuk ke dalam aja yuk," ajak mertuanya.

Arsen menganggukkan kepalanya
"Iya Ma, makasih."

Arsen masuk ke dalam rumah mertuanya dengan perasaan yang campur aduk. Tapi ada perasaan aneh, serta ganjil juga yang ia rasakan saat ini.

Saat Arsen duduk di sofa, kebetulan Rio dan Papa mertuanya berjalan turun dari tangga. Mereka cukup terkejut juga saat mengetahui Arsen datang ke rumah. Tanpa menunggu lama, mereka berdua langsung berjalan ke arah Arsen sambil tersenyum.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now