ARSEN KELUAR KOTA

84.3K 5.1K 44
                                    

Semakin hari, hubungan antara Arsen dan Ayana semakin dekat. Ditambah lagi dengan Ayana yang terkadang manja juga pada Arsen, karena Arsen sendirilah yang bilang kalau Ayana boleh menganggapnya sebagai teman, sahabat, ataupun abangnya sendiri. Makanya Ayana jadi manja pada Arsen.

Kemanapun Arsen pergi Ayana harus selalu ikut, maupun itu jauh atau dekat. Arsen sendiri harus sabar menghadapi sikap manja istrinya ini. Walaupun manja, Arsen juga senang karena ia merasa gemas kalau Ayana sedang manja padanya.

Saat ini Ayana baru saja selesai membersihkan dirinya di kamar mandi, karena ia baru saja pulang dari kantor. Setelah selesai membersihkan dirinya, ia segera keluar dan melihat Arsen sedang mengemasi baju-bajunya ke dalam koper.

"Mas Arsen mau kemana? Kok masukin baju-baju ke dalam koper?" tanya Ayana.

Arsen menghentikan aktivitasnya mengemasi baju-bajunya dan membawa Ayana duduk ditepi ranjang.

"Aku mau pergi ke Bali untuk urusan proyek baruku disana," jawab Arsen dan membuat Ayana terkejut.

"Hah, ke Bali? Berapa lama mas Arsen disana?" tanyanya lagi.

"Satu bulan," jawab Arsen.

"Kok lama banget sih? kalau gitu aku mau ikut deh," ucap Ayana dan memeluk Arsen seakan tak mau kehilangan. Berpisah dari suaminya adalah hal yang paling berat, apalagi berpisahnya selama satu bulan.

"Ayana... Aku kan kesana mau kerja, bukan untuk liburan. Lagipula satu bulan itu gak lama kok," ucap Arsen mengelus kepala Ayana.

"Gak mau, kenapa gak satu minggu aja sih perginya? Satu bulan itu kelamaan mas Arsen," ucap Ayana manja.

"Aku mau ngurus proyek baru disana. Makanya aku harus di Bali selama satu bulan," jelas Arsen.

"Gak mau, pokoknya aku mau ikut sama mas Arsen," ucap Ayana sedih.

"Gak bisa Ayana, aku kan kerja demi kamu, demi masa depan kamu juga." Arsen berusaha memberikan perhatian dan penjelasan.

"Tapi aku gak bisa jauh dari mas Arsen," ucap Ayana dan mulai menangis.

Arsen langsung memeluk Ayana erat agar istrinya ini jadi tenang dan tidak menangis lagi. Sebenarnya ia juga sangat sedih harus meninggalkan istrinya demi proyek pekerjaannya. Tapi mau bagaimana lagi, semua ini juga demi kebaikan mereka bersama.

"Ssttt... Jangan nangis dong sayang. Aku kan gak jauh dari kamu, kita kan bisa video call setiap hari," bujuk Arsen.

"Hiks... Hiks... Gak mau, pokoknya aku mau ikut sama mas Arsen." Ayana semakin sedih dan tangisannya pun semakin deras.

"Sayang, jangan lagi nangis dong... Sini liat aku." Arsen menangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya.

"Dengar ya, aku gak akan jauh dari kamu. Aku juga bakal video call sama kamu setiap hari dan aku janji setelah proyek ini selesai, kita bakal liburan ke Bali atau kemanapun yang kamu mau," ucap Arsen lembut sambil menghapus air mata istrinya.

Ayana menggelengkan kepalanya, "Gak mau, aku maunya ikut sama mas Arsen."

"Sayang, jangan ngomong gitu dong. Nanti aku jadi gak tenang kerja disana. Lagian aku udah janji sama kamu, kalau setelah ini kita bakal liburan sama-sama. Jangan nangis lagi ya, hm." Arsen mengelus pipi Ayana lembut.

Ayana kembali memeluk Arsen dan menangis lagi. Rasanya benar-benar berat kalau ia harus jauh dari Arsen walaupun Arsen sudah berusaha membujuknya. Ini pertama kalinya Arsen harus keluar kota demi pekerjaannya dan harus jauh dari Ayana.

"Nanti aku bakal bawain kamu oleh-oleh yang banyak. Apapun yang kamu minta, pasti aku kasih. Asalkan kamu jangan nangis lagi, hm," bujuk Arsen lagi.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now