MASALAH

56.4K 3.5K 239
                                    

Sesampainya di rumah, Ayana langsung masuk saja dan menuju ke kamar tanpa menghiraukan panggilan dari Arsen. Ayana masuk ke kamar tamu karena saat ini ia tidak mau melihat wajah Arsen. Selama di dalam kamar, ia terus menangis dan hatinya pun sangat terasa sakit melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain, apalagi wanita itu adalah masa lalu suaminya.

"Ayana, sayang buka dulu pintunya. Aku mohon sama kamu jangan marah sayang, aku bisa jelasin semuanya," ucap Arsen yang terus mengetuk pintu kamar dan berusaha membujuk istrinya.

"Sayang aku mohon sama kamu, maafin aku Ayana, aku benar-benar minta maaf," ucap Arsen memohon.

Ayana terus saja menangis dan tidak menghiraukan sama sekali ucapan Arsen yang terus membujuknya. Saat ini hatinya benar-benar sakit bagaikan hancur berkeping-keping.

Sementara Arsen masih terdiam di depan pintu kamar sambil memejamkan matanya. Ia benar-benar bingung dan sangat merasa bersalah karena sudah menyakiti perasaan istrinya. Seandainya waktu dapat di putar, pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi.

Bahkan saat makan malam pun Ayana belum keluar juga dari kamarnya dan hal ini benar-benar membuat Arsen khawatir. Ia khawatir istrinya akan sakit akibat ulahnya sendiri yang telah menyakiti perasaan bidadarinya.

Arsen sendiri belum bisa makan sama sekali kalau istrinya belum makan. Akhirnya Arsen memutuskan untuk kembali membujuk istrinya agar mau makan. Arsen bersumpah, kalau sampai istrinya nanti sakit akibat dirinya, ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

Tok! tok! tok!

"Sayang, kita makan dulu yuk. Aku udah siapin makanan kesukaan kamu," ucap Arsen tapi Ayana tidak menanggapinya.

"Kamu boleh marah sama aku, tapi aku mohon sama kamu supaya kamu mau makan. Aku gak mau kalau nantinya kamu sakit," ucap Arsen.

Arsen masih berdiri di depan pintu kamar Ayana tapi masih tidak ada sahutan juga dari Ayana. Arsen mengusap wajahnya sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Maafin aku sayang, aku benar-benar minta maaf sama kamu. Aku juga nggak bermaksud untuk menyakiti perasaan kamu. Aku harap besok kamu mau bicara lagi dan mau maafin aku," gumamnya.

Tak lama setelah itu, Arsen memilih masuk ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Ayana. Malam ini ia tidak bisa tidur karena tidak ada Ayana disampingnya. Biasanya ia selalu memeluk Ayana sambil mengelus rambutnya tapi sekarang ia harus tidur sendiri.

Keesokan harinya saat Arsen sudah bersiap untuk pergi ke kantor, ia melirik pintu kamar Ayana. Awalnya Arsen ingin mengetuk pintu kamar tersebut namun niatnya ia urungkan karena ia tau kalau saat ini istrinya masih marah padanya.

Lebih baik sekarang Arsen pergi saja ke kantor dan berharap kalau nanti ia bisa bertemu Ayana di sana. Memang sangatlah berat perasaan yang Arsen rasakan saat ini apalagi istrinya yang selalu ceria dan tersenyum padanya, sekarang jadi sedih akibat dirinya.

Setelah sampai di kantor, Arsen pun langsung menuju ke ruangannya dan memulai pekerjaannya hari ini. Tapi ia terus saja memikirkan Ayana sampai-sampai, ia tidak bisa fokus bekerja. Arsen menghentikan pekerjaan ini sejenak dan menyandarkan kepalanya di kursi kebesarannya. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Arsen." ucap wanita tersebut.

Arsen berdiri dari duduknya dan menatap tidak suka ke arah wanita tersebut karena sudah menganggu ketenangannya.

"Irene, ngapain kamu kesini?" tanya Arsen ketus.

"Aku kesini mau ketemu sama kamu," jawab Irene.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang