SISI LAIN ARSEN

128K 8.3K 94
                                    

Saat ini Ayana benar-benar kesal kepada Arsen karena merasa telah ditipu dan semangatnya sudah luntur gara-gara 'hadiah' tadi. Bayangkan saja, masa orang udah capek-capek kerja serta di embel-embel dapat hadiah, malah hadiahnya membuat semangat luntur seketika.

Dasar muka tembok php, muka tembok sialan. Nyesel gue nerima jadi sekretaris sementara dia tadi. Kalo aja bunuh orang itu gak dosa, udah gue bunuh sekarang dia, batinnya kesal.

"Nih mbak, sudah saya fotocopy semua file nya," ucap pemilik fotocopy.

"Oh iya mas, nih uangnya. Makasih ya." Ayana tak lupa juga untuk membayarnya.

"Iya mbak sama-sama."

Selesai mem-fotocopy file yang disuruh Arsen, Ayana kembali ke kantornya dengan perasaan yang campur aduk, mulai dari kesal, marah,dan capek.

Karena saking kesalnya, Ayana masuk ke ruangan Arsen tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan langsung saja menerobos masuk.

"Nih, udah saya fotocopy semua file yang bapak suruh dan mulai sekarang saya gak mau jadi sekretaris sementara bapak lagi." Ayana langsung pergi meninggalkan Arsen dan menutup pintunya kasar alias dibanting.

BRAKK!!!

Sementara Arsen yang melihat Ayana sedang kesal kepadanya, hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis. Sebenarnya ia tidak bermaksud untuk menjahili istrinya tapi memang Ayana sendirilah yang tidak sabaran atas maksudnya.

"Ayana... Ayana. Lucu juga kamu, dasar ngambekan." Arsen kembali melanjutkan pekerjaannya.

Kekesalannya pada Arsen karena telah menjadi korban php, membuat Ayana semakin benci kepada Arsen. Kalau aja ada laut terdekat disini, Ayana pasti akan menenggelamkan Arsen sekarang juga.

Sahabatnya yang melihat Ayana datang dan sedang kesal, langsung menghampirinya. Seperti biasa, mereka akan kepo dan bertanya ada apa sebenarnya dengan Ayana setelah ia keluar dari ruangan bosnya.

"Ayana lo kenapa? Kok muka lo kayak lagi kesal gitu?" tanya Risa.

"Emang gue lagi kesal," ketusnya.

"Biar gue tebak. Lo pasti lagi kesal sama pak Arsen kan," ucap Sintia.

"Iyalah, siapa lagi," jawabnya cepat.

"Emang lo diapain sih sama pak Arsen sampe kesal gini? Cerita dong," pinta  Risa.

"Iya nih, cerita dong Ayana. Kita kan pengen tau juga. Siapa tau aja kita bisa bantu dan menghibur lo," timpal Sintia.

"Ogah ah. Males gue buat ceritain, yang ada malah gue jadi malu," ucap Ayana.

"Ayo dong Ayana... Ceritain ke kita. Masa lo gak mau cerita sih sama sahabat lo sendiri." Sintia berusaha membujuk Ayana agar mau bercerita.

Ayana berpikir sejenak,
"Yaudah deh, gue ceritain."

Kedua sahabatnya pun merasa senang dan merapat untuk bersiap mendengarkan cerita Ayana. Mereka bertiga ini memang cukup unik, bukannya bekerja malah menggibah. Apalagi gibahnya di jam kerja seperti ini. Semoga saja bos mereka tidak mengetahui hal ini karena kalau tidak, kalimat keramat akan keluar.

"Jadi tadi gue disuruh ke ruangannya  dan nyuruh gue buat jadi sekretaris sementara dia karena nenek sihir lagi sakit, jadi gak bisa datang ke kantor," ucap Ayana.

"Trus, trus," kedua sahabatnya ini memang pendengar dan pengamat cerita yg baik sampai Ayana selesai bercerita.

"Bentar, gue minum dulu." Ayana mengambil botol minuman yang ada di meja kerjanya.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang