CEMBURU

99.9K 6.5K 315
                                    

Ayana benar-benar bingung dengan sikap dua laki-laki yang sedang memperebutkannya. Ia hanya bisa pasrah melihat kelakuan dua lelaki tersebut. Daripada pusing gara-gara tingkah mereka yang aneh, lebih baik ia duduk manis sambil minum teh hangat sendirian.

"Yana, kamu kok duduk sendirian disini?" tanya Aldo yang baru datang dan ikut duduk disebelahnya.

Ayana tersenyum "Gapapa, aku cuma pengen sendiri aja."

"Jangan ngelamun loh, entar kamu kesambet lagi," tegur Aldo.

"Enggak kok, aku gak melamun sama sekali," ucap Ayana.

Setelah itu tidak ada percakapan diantara keduanya. Aldo berpikir, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ayana.

Tapi Aldo masih ragu untuk mengucapkannya. Ia bingung untuk bilang sekarang atau tidak. Jantungnya sudah berdegup kencang dan sedikit gugup.

"Emm... Yana?" Panggilnya.

"Ya, kenapa Aldo?" sahut Ayana.

"Aku mau bilang sesuatu sama kamu," ucap Aldo ragu-ragu.

"Bilang apa?" tanya Ayana.

Aldo masih diam dan berpikir apakah ia harus mengungkapkannya sekarang atau tidak. Sementara dibelakang mereka ada Arsen yang melihat dan mendengar pembicaraan mereka berdua. Ia hanya memperhatikan saja serta menunggu kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" ucap Aldo to the point

Ayana langsung terkejut mendengarnya, begitu pula dengan Arsen yang mendengarnya juga dibelakang mereka. Hatinya sangat sakit melihat istrinya sendiri berduaan dengan lelaki lain dan parahnya lagi, lelaki tersebut malah mengungkapkan rasa cintanya.

"Aku... Aku..." Ayana benar-benar bingung harus berkata apa. Sebenarnya ia juga masih memiliki perasaan kepada Aldo. Tapi, sekarang semuanya sudah terlambat karena statusnya adalah seorang istri.

"Yana," Panggil Aldo lembut.

Ayana langsung menangis karena merasa sedih. Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Kenapa Aldo harus mengungkapkan perasaannya setelah ia menikah? Aldo langsung memeluk Ayana dan mengelus rambut Ayana lembut.

"Ssttt... Kamu jangan nangis Yana, kalau kamu belum bisa jawab sekarang gapapa kok, aku bisa nunggu kamu," ucap Aldo.

Ayana semakin menangis karena perkataan Aldo. Ingin sekali rasanya ia bilang sekarang kalau ia sudah menikah. Tapi ia belum siap dan takut mengecewakan Aldo.

"Hiks... Hiks... Maafin aku Aldo, maaf," ucap Ayana sesegukan.

"Udah dong... Jangan nangis lagi, entar cantiknya hilang loh," ucap Aldo sambil memeluk erat Ayana.

Arsen yang melihat istrinya dipeluk laki-laki lain, hanya mengepalkan tangannya dan menahan emosi. Karena kesal, ia langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Sampai kapanpun, aku akan selalu mencintai kamu. Karena kamu adalah wanita yang paling aku cintai, yang selalu membuat aku nyaman sama kamu," ucap Aldo tulus dari hatinya.

Ayana melepas pelukannya dan Aldo menghapus air mata dipipi Ayana dengan lembut.

"Sekarang kamu tidur ya. Besok pagi kan kita harus kembali lagi ke kota," ucap Aldo.

Ayana mengangguk dan tersenyum tipis. Mereka berdua pun masuk ke tenda masing-masing untuk beristirahat dan bersiap untuk pulang besok pagi.

Tak terasa acara kemping mereka sudah empat hari dan pagi ini mereka semua sedang berkumpul untuk bersiap-siap naik ke bus.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang