MERAWAT ALDO

49.6K 2.8K 77
                                    

Ayana masih setia menemani Aldo yang sedang sakit. Apa yang dilakukannya ini hanyalah sebatas teman dan tidak lebih. Aldo meminta untuk dirawat di rumahnya saja daripada harus dirawat di rumah sakit karena ia sangat tidak suka dengan bau rumah sakit, apalagi ia memiliki trauma terhadap rumah sakit. Makanya ia memilih untuk pulang dan diinfus di rumahnya saja.

Ayana sendiri memang tau kalau Aldo memiliki trauma terhadap rumah sakit, makanya ia bisa memakluminya. Saat ini Ayana sedang berada di rumah Aldo yang tak kalah mewah dari rumahnya. Aldo merupakan anak dari pengusaha kaya di kota ini karena Papanya adalah pemilik perusahaan besar dan mamanya adalah seorang direktur di salah satu perusahaan berlian.

Tapi Aldo tidak pernah sombong dan berfoya-foya atas kekayaan orang tuanya, walaupun sebenarnya ia adalah anak tunggal dari keluarga Bramantyo. Sejak kecil, Aldo memang selalu di manja oleh keluarganya tapi ia selalu ingin hidup mandiri dan menghasilkan uang dari hasil keringatnya sendiri tanpa harus meminta dari orang tuanya.

"Aldo, Papa sama Mama kamu mana?" tanya Ayana saat ia sedang memotong buah apel.

"Biasa deh, Papa sama Mamaku lagi keluar kota ngurusin bisnisnya," jawab Aldo.

"Udah berapa lama mereka keluar kota?" tanya Ayana sambil memberikan buah apel tersebut kepada Aldo.

"Udah seminggu," jawab Aldo dan memakan buah apel tersebut.

"Trus kapan Papa sama Mama kamu pulangnya?" tanya Ayana lagi.

"Gak tau, kamu sendiri tau kan kalau Papa sama Mamaku itu selalu sibuk ngurusin bisnisnya daripada anaknya sendiri," jawab Aldo.

Ayana merasa kasihan pada Aldo, walaupun sebenarnya ia adalah anak orang kaya terpandang, tapi ia tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya karena selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Jadi sejak kecil, Aldo dibesarkan oleh perawatnya bukannya oleh orang tuanya.

"Apa karena ini juga kamu jadi lalai dan gak peduli dengan kesehatan kamu?" tanya Ayana.

Aldo hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Ayana karena ia tau kalau saat ini Ayana sedang marah padanya.

"Kenapa kamu diam? Kalau diam berarti benarkan yang aku bilang tadi?" tanya Ayana sedikit kesal.

"Maaf," ucap Aldo singkat tapi Ayana hanya menatapnya dan dari matanya saja, Aldo sudah tau kalau Ayana benar-benar marah padanya.

"Maafin aku Yana, aku bener-bener gak bermaksud untuk buat kamu khawatir," ucap Aldo menyesal.

"Kenapa selama ini kamu gak pernah bilang kalau kamu punya sakit maag? Trus kenapa kamu tidak peduli dengan kesehatan kamu?" tanya Ayana khawatir.

"Itu karena tidak ada yang peduli sama aku, apalagi memperhatikanku seperti anak lain pada umumnya," jawab Aldo sedih.

Ayana mengerti apa yang maksud  Aldo barusan. Ia sangat sedih dan kasian melihat Aldo yang tak pernah diperhatikan apalagi mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Walaupun Aldo memiliki keluarga yang kaya, tapi itu belum tentu bisa menjamin kebahagiannya.

"Mulai sekarang, aku akan menjaga dan merawat kamu dengan baik sampai kamu benar-benar sembuh. Sebagai seorang sahabat, aku akan selalu ada dan membantu kamu," ucap Ayana.

Aldo tersenyum "Makasih ya, aku sangat beruntung punya sahabat seperti kamu."

"Iya Sama-sama," balas Ayana.

"Oh iya, kamu udah ngabarin pak Arsen belum? Nanti dia khawatir lagi karena istrinya gak di kantor," ucap Aldo.

"Ya ampun, aku bener-bener lupa ngabarin Mas Arsen. Yaudah kalo gitu, aku telpon Mas Arsen dulu ya?" ijin Ayana dan diangguki Aldo.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon