AYANA MANJA

184K 9.5K 162
                                    

Semenjak Ayana sakit, Arsen jadi baik dan selalu memperhatikannya.
contohnya sekarang Arsen sedang menyuapinya makan bubur dengan telaten, bahkan bubur tersebut nyaris tak bersisa. Walaupun sebenarnya Ayana masih kesal sama muka tembok, tapi ada rasa senang juga yang ia rasakan.

Tekstur bubur yang lembek serta membuat kenyang, lama-lama membuat Ayana muak apalagi sebenarnya dia itu tidak terlalu menyukai bubur. Lidah orang sakit memang berbeda dari lidah orang sehat. Kalau lidah orang sakit, akan cepat merasa muak terlebih lagi mulutnya terasa pahit. Sedangkan orang sehat, pasti dengan cepat akan menghabiskan bubur seperti ini.

"Saya udah kenyang pak," ucap Ayana menolak untuk disuapi lagi.

"Tapi ini tinggal dikit lagi Ayana, kamu harus makan yang banyak biar cepat sembuh." Arsen menyodorkan sesendok bubur ke Ayana, namun Ayana menutup mulutnya seperti anak kecil yang tidak mau disuapi ibunya.

"Ck, Ayana... Kamu jangan kayak anak kecil deh." Arsen mulai kesal.

Ayana menggeleng "gak mau."

Arsen menghela nafasnya panjang, "Yaudah gini deh, kalau kamu mau makan sampai habis, saya akan nurutin apa yang kamu minta," ucapnya dan membuat Ayana langsung senang berbinar.

"Benar nih?" tanya Ayana dengan mata berbinar.

"Iya," jawab Arsen serius.

Wahh.. Kesempatan gue nih buat balas dendam sama muka tembok. Gue kerjain lo... Hahaha, batinnya.

"Yaudah, Sekarang makan lagi ya," bujuk Arsen dan kembali menyuapi Ayana.

Ayana menerima suapan dari Arsen,
"Habis ini beli boneka ya," Pintanya

Arsen mengernyitkan dahinya,
"Boneka?"

"Iya, Ayana mau boneka teddy bear sama boneka panda yang besar," ucap Ayana.

Beginilah sifat asli Ayana kalau sudah sakit, maka ia akan manja sekaligus meminta sesuatu seperti anak kecil. Kalau keluarganya mungkin sudah terbiasa dan maklum, tapi kalau Arsen tentu saja cukup terkejut. Ia juga tidak bisa membayangkan bagaimana jika istrinya ini bermain boneka sementara umurnya sudah dewasa.

"Kamu itu udah besar Ayana, masa masih main boneka?" ucap Arsen sedikit kesal.

"Yaudah kalau bapak gak mau nurutin permintaan saya, saya gak mau makan," ucap Ayana kesal sambil melipat kedua tangannya seperti anak kecil yang lagi ngambek.

Dugaannya memang tidak salah mengenai istrinya ini, apalagi tadi permintaannya sempat ditolak, sikapnya semakin kekanakan. Sebagai pria dewasa, Arsen harus sabar dan mengalah menghadapi situasi sulit ini. Satu hal lagi, kamarnya yang super mewah ini sebentar lagi akan berubah menjadi toko boneka.

"Iya iya, nanti saya beliin boneka yang kamu mau." Arsen mengalah demi Ayana mau makan lagi.

Ayana yang mendengarnya langsung senang dan matanya berbinar lagi. Memang inilah yang diinginkannya apalagi menyuruh Arsen si bos killer untuk menuruti segala kemauannya. Anggap saja ini sebagai tahap pertama untuk memulai balas dendam pada si muka tembok.

"Yeayy... Bener ya pak?" tanya Ayana memastikan.

Arsen mengangguk "Iya, tapi habis ini kamu harus minum obat."

"Oke, aaa..." Ayana kembali menerima suapan dari Arsen. 

Setelah buburnya habis, Arsen memberikan obat ke Ayana. Sebenarnya Ayana itu paling benci yang namanya obat karena rasanya sangat pahit bahkan membuat dirinya hampir muntah. Ayana memang sudah dewasa tapi tingkahnya seperti anak kecil berusia lima tahun, apalagi kalau sedang sakit seperti ini.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now