RASA SAYANG

126K 8.6K 556
                                    

Selama bekerja, Arsen tak bisa berhenti tersenyum memikirkan Ayana, istrinya. Seiring berjalannya waktu, Ayana berhasil membuat Arsen yang dulunya adalah orang bersifat kaku dan dingin, perlahan-lahan mulai membuka hatinya. Bahkan sifat dingin yang ada pada dirinya mulai pudar seperti es mencair.

"Kenapa saya gak suka liat Ayana berdekatan dengan pria lain, dan kenapa saya selalu memikirkannya? Apa saya jatuh cinta dengan istri saya sendiri?" gumamnya.

Semuanya bagaikan mimpi yang indah bagi seseorang dimabuk cinta. Sudah lama ia tidak merasakan kebahagiaan seperti setelah bertahun-tahun lamanya, apalagi ditinggalkan oleh orang tersayang.

Tapi saat sedang asik melamun, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dan membuat Arsen cukup terkejut.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi pak, saya mau mengantar berkas dan harus bapak tandatangan sekarang."

Arsen tersenyum dan membayangkan kalau yang didepannya ini adalah  istrinya. Entah mengapa setiap isi kepalanya saat ini adalah istrinya. Wajah dan nama Ayana selalu terngiang-ngiang dipikirannya.

"Ayana." ucap Arsen.

"Ayana? Pak, ini saya Dini sekretaris bapak. Bukan Ayana!" tegur Dini.

Arsen langsung tersadar dan ternyata benar, yang didepannya ini bukan Ayana melainkan Dini sekretarisnya. Arsen mengusap wajahnya sambil memijat pangkal hidungnya yang mancung.

"Oh iya maaf, kamu taruh aja berkasnya di meja saya. Nanti saya tandatangani karena sekarang saya masih sibuk," jelas Arsen.

Dini mengangguk "Baik pak, kalau gitu saya permisi."

Setelah sekretarisnya keluar, Arsen kembali mengusap wajahnya dan memijat pangkal hidungnya terus-menerus. Sepertinya akibat pekerjaan yang terlalu menumpuk, membuat kepalanya pusing dan satu-satunya cara menenangkannya adalah dengan istirahat sebentar.

"Ada apa dengan saya? Kenapa saya selalu memikirkan Ayana? Mungkin saya butuh istirahat sebentar."

Arsen beranjak dari kursi kebesarannya dan berjalan menuju sofa. Ia menyandarkan kepalanya, lalu mengambil handphone di saku celana untuk mengirim pesan.

My Wife Ayana
Ayana tolong kamu keruangan saya sekarang. Saya butuh kamu

Setelah mengirim pesan singkat ke istrinya, Arsen kembali menyandarkan kepalanya sambil memejamkan mata. Kepalanya benar-benar pusing, ditambah lagi dengan suasana ruang kerjanya yang sepi karena ruangan ini kedap suara. Makanya ia tidak bisa mendengar aktivitas para karyawannya, demi kenyamanan dirinya juga.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi pak," ucap Ayana dan menghampiri Arsen yang tengah menyandarkan kepalanya di sofa.

"Bapak kenapa?" tanyanya dengan nada khawatir saat menghampiri suaminya.

Arsen membuka matanya,
"Ayana, boleh saya minta tolong sama kamu?"

"Minta tolong apa pak?" balas Ayana.

"Sini kamu duduk disebelah saya," pintanya dan Ayana menurutinya. Setelah Ayana duduk disebelahnya, Arsen menyandarkan kepalanya dipangkuan istrinya.

"Tolong elus-elus kepala saya ya. Saya pusing banget seharian ini," pinta Arsen dengan nada lemah.

"Bapak sakit?" tanya Ayana khawatir.

"Enggak, saya cuma butuh istirahat sebentar. Cukup dipangkuan kamu aja udah bikin saya tenang," jawab Arsen.

Ayana merasa kasian kepada Arsen, walau terkadang menyebalkan dan sifatnya susah ditebak, Arsen tetaplah suaminya. Ia pun mengelus kepala Arsen dengan lembut dan sesekali memijatnya.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang