KEBAHAGIAAN

69.7K 3.9K 270
                                    

Saat ini Arsen sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor dengan memakai pakaian formalnya. Sementara Ayana hanya duduk di ranjang empuk miliknya sambil menonton TV siaran favoritnya.

Ayana tidak menghiraukan Arsen sama sekali padahal sebenarnya, Arsen ingin sekali diperhatikan dan dipakaikan dasi seperti dulu. Setelah pakaiannya sudah rapi, sekarang saatnya Arsen untuk berangkat ke kantor.

"Ayana, aku berangkat dulu ya," ucap Arsen yang duduk di sebelah Ayana.

"Hmm." Ayana hanya berdehem.

"Kamu mau aku bawain apa?" tanya Arsen.

"Gak ada," jawab Ayana cuek.

"Yakin? Atau mau aku beliin makanan kesukaan kamu aja?" tanya Arsen lagi.

"Gak usah," jawab Ayana singkat.

Arsen tersenyum "Yaudah, aku berangkat ke kantor dulu ya. Kalau ada apa-apa, telpon aku aja," ucapnya.

"Hmm." Ayana hanya berdehem lagi.

Sebenarnya di dalam lubuk hati Arsen, ia ingin sekali mencium kening istrinya dengan sayang. Tapi niat itu ia undur dan lebih memilih untuk mengelus rambut Ayana saja.

"Aku sayang sama kamu," ucap Arsen yang sedang mengelus rambut Ayana.

Ayana hanya bersikap biasa saja terhadap omongan Arsen barusan. Baginya, apa yang dikatakan oleh Arsen hanyalah omong kosong saja.

Merasa tidak ada respon lagi, Arsen langsung turun ke bawah. Saat ia sampai di bawah, ia tidak sengaja berpapasan dengan mama mertuanya. Arsen pun tersenyum, begitu pula dengan mama mertuanya.

"Kamu mau berangkat ke kantor?" tanya mama mertuanya.

"Iya ma, hari ini ada meeting penting," jawab Arsen.

"Kok kamu sendirian, Ayana mana?" tanya mama mertuanya.

"Ayana ada di kamar ma," jawab Arsen.

"Emang ya tuh anak, suaminya mau ke kantor bukannya diantar sampai ke depan," ucap mama mertuanya kesal terhadap sikap anaknya sendiri.

"Gapapa ma, Arsen gak masalah kok. Lagipula, Arsen masih bisa paham kalau dia masih marah," ucap Arsen.

"Tapi mau sampai kapan dia akan bersikap seperti ini ke kamu. Mama bener-bener gak suka liat kalian masih marahan. Mama pengen liat kalian bersatu lagi seperti dulu," ucap mama mertuanya.

"Jangan terlalu memaksa Ayana ma, ini semua adalah salah Arsen. Kalau aja waktu itu Arsen tidak menghina dan mengusir Ayana, pasti semua ini gak akan terjadi," ucap Arsen.

"Udah, jangan terus menyalahkan diri sendiri. Kamu berangkat ke kantor aja ya, nanti kamu malah telat lagi," ucap mama mertuanya.

"Iya ma, Arsen berangkat dulu ya." Arsen menyalim tangan mama mertuanya, lalu segera pergi ke kantor.

Tak lama setelah Arsen pergi, mama Ayana pergi ke kamar untuk menemui putrinya. Mamanya harus bicara serius dengan Ayana, demi kebaikan masa depan anaknya juga.

Ceklek

Saat pintunya dibuka, mamanya melihat Ayana yang sedang asik menonton TV sambil memeluk bonekanya.

"Ayana," panggil mamanya.

Ayana menoleh ke mamanya
"Kenapa ma?" tanyanya.

Mamanya berjalan ke arah Ayana, lalu duduk di tepi ranjang. Mamanya tersenyum sambil mengelus rambut putrinya ini, seperti kebiasaan waktu Ayana masih kecil.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now