PENGAKUAN AYANA

125K 7.9K 88
                                    

Sesampainya dirumah, Ayana dan Arsen keluar dari mobil lalu membuka bagasi mobilnya untuk mengambil barang belanjaan.

Belanja kali ini berbeda dari sebelumnya karena ulah Ayana sendirilah yang meminta ini dan itu sampai-sampai barang yang mereka beli seperti stok setahun. Dan lagi, bukannya membantu Arsen membawa belanjaan, ia malah berdiri santai sambil memikirkan sesuatu.

"Ayo pak, cepetan bawa kedalam ya. Bye..." Ayana bukannya membantu Arsen membawa barang belanjaan, malah berlari masuk kedalam rumah.

"Eh Ayana jangan lari kamu. Nih anak kayaknya sengaja ngerjain saya?" Arsen hanya bersabar menghadapi Ayana dan memilih masuk ke dalam rumah.

Arsen berjalan ke arah dapur dan melihat Ayana sudah menunggunya.
Ayana yang melihat Arsen datang, langsung tersenyum puas karena berhasil mengerjai Arsen.

Ayana tersenyum tanpa dosa dengan posisinya yang sedang duduk di kursi mewah berwarna putih. Dapur ini benar-benar bersih, rapi serta didominasi cat warna biru.

"Udah puas kamu ngerjain saya?" Arsen mulai kesal sementara Ayana hanya memasang muka polos.

"Harusnya bapak itu bersyukur, karena bapak udah bantuin saya. Jadi bapak dapat pahala deh." Ayana tersenyum semanis mungkin.

"Terserah." Arsen membuka plastik berisi barang belanjaan mereka tadi.

"Nih, sekarang kamu susun semuanya di kulkas. Awas kamu kalau lari lagi." Arsen memberikan plastik berisi sayuran kepada Ayana.

"Kalo saya lari lagi gimana?" tanyanya polos.

"Saya buang es krim sama coklat kamu," ancam Arsen.

"Ehh, Jangan dong pak. Enak aja main buang-buang, saya itu gak bisa hidup tanpa mereka," drama khas Ayana sudah dimulai.

"Makanya cepat masukin semua sayuran, buah, susu, roti, es krim sama coklat kamu dikulkas," perintah Arsen.

"Iya iya." Ayana mengerucutkan bibirnya.

Bibir Ayana tak berhenti berkomat-kamit sambil menggerutu kesal. Ternyata ia salah sasaran apalagi dalam mengelabui musuhnya yang satu ini. Seorang ARSEN BAGASKARA memang tak ada yang bisa menyaingi apalagi melawannya, apalagi bagi orang tersebut tidak berpengalaman seperti Ayana.

Ini sih namanya senjata makan tuan, niatnya gue mau ngerjain dia, malah gue dikerjain balik, batinnya.

Ayana memasukkan semuanya sesuai perintah Arsen. Sebenarnya Ayana sangat ingin makan es krim dan coklatnya sekarang. Karena tidak sabar, ia meletakkan sayuran dan buah dengan asal-asalan.

"Susun sayuran sama buahnya yang bener, jangan asal-asalan. Kalau gak beneran saya buang nanti es krim sama coklat kamu," ucap Arsen yang sedang duduk membelakangi Ayana.

Kok dia bisa tau sih? padahal kan dia lagi duduk belakangin gue. Dasar muka tembok cenayang, batinnya kesal.

Terpaksa Ayana harus menyusun semua sayuran dan buah-buahan dengan baik dan benar sambil menggerutu mengucapkan sumpah serapah untuk Arsen, si muka tembok kampret.

Selesai menyusun semuanya, Ayana mengambil es krim dan coklatnya yang sudah lama ia nantikan untuk segera memakannya.

"Mau kemana kamu?" tanya Arsen saat Ayana hendak berjalan keluar dari dapur.

"Hongkong," jawab Ayana cepat dan kembali berjalan sambil membawa es krim dan coklatnya.

"Ditanyain bener-bener malah jawabnya gitu." Arsen pun menyusul Ayana yg sedang duduk disofa ruang tamu sambil menonton TV dan memakan es krim.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now