BELANJA BULANAN

119K 7.7K 74
                                    

Ayana merasa bersalah karena selama ini telah berbohong dan menutupi statusnya. Sebenarnya ia tidak bermaksud untuk membohongi sahabatnya, hanya saja ia belum siap untuk menerima akibat dari menikah dengan Arsen.

Akibatnya yaitu sahabatnya akan mengejeknya, mem-bully nya, dan akan menertawainya karena selama ini kedua sahabatnya itu selalu menjodohkannya dengan Arsen dan itu menjadi kenyataan sekarang.

Ayana hanya melamun saat ini karena memikirkan kedua sahabatnya yang mulai curiga terhadap hubungannya dengan Arsen.

"Huh.. Daripada gue pusing, mending gue makan es krim aja." Ayana beranjak keluar dari kamarnya menuju dapur. Tapi saat membuka kulkas,es krim yang Ayana inginkan tidak ada.

"Lah, kok es krimnya gak ada sih? Ini juga kulkas isinya sepi banget kayak kuburan?" Ayana menggerutu kesal.

"Cari apa nyonya?" ucap maid yang tiba-tiba datang dan membuat Ayana terkejut.

"Kamu ini ngagetin saya aja," ucapnya sambil mengelus dadanya.

"Maafkan saya nyonya, tapi kayaknya saya liat nyonya lagi cari sesuatu dikulkas. Mau saya bikinin sesuatu?" ucap maid itu.

"Gak usah, saya tadi cuma mau makan es krim tapi ternyata gak ada. Malah stok kulkas hampir kosong lagi," keluh Ayana.

"Oh iya, Saya lupa untuk belanja nyonya, soalnya seharian ini saya sibuk bersihin rumah," ucap maid itu.

"Gapapa, saya ngerti kok. Nama kamu siapa?" tanya Ayana.

"Nama saya Bella nyonya," jawab maid itu.

"Jangan panggil saya nyonya, panggil aja saya Ayana," ucapnya tersenyum. Sebenarnya ia kurang suka kalau dipanggil dengan sebutan 'nyonya' karena menurutnya hal itu membuat dirinya seperti orang yang sudah tua.

"Maaf nyonya, tapi saya tidak bisa." Bella menolak permintaan Ayana.

"Kenapa gak bisa?" tanya Ayana heran.

"Nyonya kan istrinya tuan, lagipula saya takut nanti tuan marah sama saya kalau memanggil nyonya hanya dengan sebutan nama," jelas Bella.

"Gitu ya. Yaudah deh, gapapa. Kamu udah berapa lama kerja dirumah muka tembok?" Ayana spontan mengucapkan mengucapkan nama Arsen dengan sebutan 'muka tembok'.

"Muka tembok? Muka tembok itu siapa nyonya?" tanya Bella bingung.

"Siapa lagi kalau bukan pak Arsen," Jawab Ayana santai dengan senyumannya yang lebar.

Maid itu tertawa mendengar perkataan Ayana,
"Nyonya ini ada-ada  saja." Bella cukup terhibur dengan adanya Ayana.

"Emang bener kok dia itu muka tembok." Ayana tertawa bersama Bella.

Entah Ayana ini memang terlalu polos atau malah memang sengaja mengejek Arsen dari belakang, yang penting ia bahagia dan mengucapkan apa yang ada didalam hatinya. Rasa bencinya terhadap suaminya sendiri belumlah berkurang sedikitpun apalagi kalau ia sudah dicuekin oleh Arsen.

"Nyonya itu lucu juga ya." Bella masih geli dengan ucapan Ayana tadi yang memberikan nama unik dan khusus untuk majikannya.

"Saya itu biasanya becanda sama abang saya, jadi udah terbiasa kalo soal becanda sama orang lain," ucap Ayana.

"Oh... Gitu ya. Pasti nyonya punya keluarga keluarga yang baik dan sayang sama nyonya." Bella bisa menebaknya dari sorot mata dan senyuman wanita cantik didepannya ini.

"Iya, saya bersyukur sekali punya keluarga yang baik."

Ayana jadi teringat serta rindu dengan keluarganya yang baru saja ia tinggalkan. Jauh dari keluarga tercinta itu memang berat bagi setiap orang tak terkecuali pula bagi Ayana sendiri. Karena ia sudah menikah, jadi ia harus ikut dan tinggal bersama suaminya. Walaupun pernikahan mereka karena sebuah perjodohan, ia yakin kalau orang tuanya telah memberikan yang terbaik padanya.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now