GOOD NIGHT MY WIFE

115K 6.9K 273
                                    

Setelah beberapa jam diperjalanan, akhirnya mereka semua sampai juga di puncak dan bersiap untuk camping bersama. Suasana di tempat ini sangat sejuk, asri, serta membuat pikiran jadi jauh lebih tenang. Puncak  adalah tempat terbaik bagi yang ingin refreshing, apalagi kalau mengajak keluarga tercinta pasti akan lebih menyenangkan.

Semua perlengkapan camping sudah tersedia juga disana, jadi tinggal memilih tempat dan memasang tenda sendiri saja. Tentu saja, bos mereka itu kan sangat kaya bergelimang harta, jadi kalau untuk persiapan begini saja masih dianggap kecil. Kalau mau, Arsen bisa saja menyewa bahkan membeli tempat ini kalau dijual.

"Wahh... Akhirnya kita semua nyampe juga," ucap Sintia.

"Iya, udara disini juga seger, beda banget kayak di kota," sambung Risa.

"Gue juga seneng banget, kita bisa camping kayak dulu lagi," sahut Ayana.

Arsen dan Aldo sama-sama datang dari belakang Ayana. Mereka berdua hanya saling cuek dan tidak mau mengobrol sama sekali. Begitulah, hanya karena seorang Ayana, sikap mereka bagaikan kucing dan tikus yang tak pernah akur.

"Ayo kita pilih tempat untuk mendirikan tenda," ajak Aldo.

Mereka semua mengangguk paham dan berjalan untuk memilih tempat mendirikan tenda. Sementara Arsen sedang kesal karena mereka pergi meninggalkanya begitu saja,tanpa mengajaknya. Padahal kan dia bosnya. Saat berjalan, Aldo spontan memegang tangan Ayana.

"Aku tau kamu pasti kedinginan kan? Makanya aku sengaja gandeng tangan kamu supaya hangat," ucap Aldo.

"Tapi Aldo---

"Udah, kamu bakalan hangat kok. Anggap aja ini kayak adegan drakor yang sering kamu tonton itu," ucap Aldo.

Ayana hanya tersenyum mendengarnya. Aldo memang paling tau kalau ia adalah pecinta drakor dan adegan apa yang paling ia suka. Arsen sendiri yang melihat istrinya digandeng Aldo, semakin cemburu dan cepat-cepat mengejar mereka.

"Heh, kalian itu udah berapa kali saya bilangin kalau kita itu mau camping, bukan mau pacaran," tegur Arsen.

"Bapak tuh kenapa sih, padahal kan bukan cuma kita aja yang pacaran disini. Liat aja sekeliling bapak." Aldo menunjuk sekelilingnya sebagai bukti ucapannya.

Arsen juga melihat sekelilingnya, dan memang benar kalau banyak para karyawannya yang berpacaran. Mulai dari gandengan, saling merangkul, dan tertawa bersama.

"Tapi saya gak suka liat kamu dekat  sama Ayana," ucap Arsen.

"Emangnya kenapa, pak? Ayana kan bukan siapa-siapa bapak juga, jadi saya berhak dong dekat sama dia," ucap Aldo.

"Pokoknya saya gak suka," tegas Arsen.

"Duhh... Dari tadi bapak sama Aldo berantem terus. Sebelum pergi berantem, udah nyampe berantem juga. Udalah, mending saya pergi aja." Ayana kesal dan pergi meninggalkan Arsen dan Aldo.

"Ini semua gara-gara kamu," ucap Arsen.

"Kok saya sih pak? Awalnya sebelum bapak datang, saya sama Ayana masih baik-baik aja. Tapi setelah bapak datang, Ayana jadi marah sekarang," ucap Aldo.

"Oh jadi kamu berani nyalahin bos kamu?" nada bicara Arsen mulai ngegas.

Daripada menangapi bosnya yang tidak mau kalah dan tidak mau di salahkan, Aldo memilih untuk pergi meninggalkan Arsen.

"Kayaknya nih anak udah mulai berani sama saya? Dan saya gak akan biarkan kamu mendekati istri saya," gumamnya.

Arsen dan Aldo mendekati Ayana yang sedang kesulitan mendirikan tendanya sendirian. Sebagai seorang lelaki, mereka berdua tidak tinggal diam untuk membantu Ayana demi mencari perhatiannya.

MY HUSBAND IS A CEO (SUDAH TERBIT) Where stories live. Discover now