E.X (2)

249 38 13
                                    

Hari ini adalah hari pertama bagi Nara menyandang status mahasiswa, dirinya mengitari koridor kampus guna mencari keberadaan kelas miliknya. Nara berhenti tepat disebuah kelas yang menjadi tujuannya, melirik sedikit kearah dalam guna melihat siapa saja yang sudah berada disana.

"heh...ngapain sih, Nar?." tanya Sandra yang baru saja tiba.

"gue mau masuk tapi malu, udah rame." ujarnya.

"udah ayo buruan, mereka juga bakal jadi temen kita kali." ujar Sandra sebari menarik tangan Nara untuk masuk kedalam kelas.

"depan banget ga sih, Nar? Ga bisa julit nih." protes Sandra saat Nara mengajaknya duduk dibarisan paling depan.

"lo liat aja, emang masih ada tempat dibelakang?."

"ya engga sih, ah...nyesel gue ga dateng pagi. Ga bisa nyari spot bangku yang enak." sebal Sandra.

Nara tertawa disebelahnya, "sabar sabar...besok besok dateng lebih pagi lagi kita." ujarnya.

Perkuliahan pertama mereka tidak terlalu yang bagaimana, karena baru perkenalan dan sedikit materi yang dijelaskan oleh dosen mereka. Bahkan tidak terasa kelas mereka sudah berakhir.

Sandra meregangkan tubuhnya yang kaku karena terlalu banyak duduk, lalu ia menatap Nara yang masih sibuk membereskan alat tulisnya.

"Nar, lo buru-buru ga?." tanyanya.

Nara sedikit berpikir, lalu menggeleng.

"engga sih, kenapa? Mau ngajak jalan?." tanya Nara.

"muterin kampus yuk? Sekalian kan biar kita tau tata letak ruang disini." ajak Sandra.

Nara memasukkan tempat pensilnya kedalam totebag miliknya, "ayo aja gue mah." ujarnya.

"yess, cuss lah." Sandra bangkit lebih dulu, lalu disusul oleh Nara.

Keduanya berjalan beriringan, sesekali berhenti guna melihat ruangan apa yang ada dan juga sebari mengingat tata letak ruang. Sampai akhirnya mereka berhenti tepat didepan sebuah mading, melihat sebentar mencari tahu apa ada yang menarik atau tidak. Sampai sebuah suara pria menginterupsi kegiatan Nara dan Sandra.

"hai..." sapanya.

Nara dan Sandra melirik satu sama lain.

"oh hai..." respon Sandra lebih cepat dari Nara, sedangkan Nara hanya tersenyum.

"lo Nara kan?." tanya pria itu.

Nara mengangguk mengiyakan, "gue Eros, kakak tingkat kalian. Salam kenal." ujar Eros sebari mengulurkan tangannya kearah Nara.

Nara menyambut baik uluran tangan itu. Sedangkan Sandra disebelah Nara hanya menganga tidak percaya akan adanya makhluk setampan ini di muka bumi. Eros beralih kearah Sandra yang menatapnya takjub, Eros tertawa.

"jangan liatin gue kaya gitu lah, jadi malu gue." ujarnya.

Sandra yang tersadar segera menutup mulutnya, lalu tertawa canggung. Baru saja Eros ingin mengeluarkan suaranya, suara bariton seseorang terdengar dibelakangnya.

"Eros."

Eros hapal betul suara ini, lalu segera berbalik.

"Eh Jor..."sapanya.

Nara dan Sandra mengikuti arah pandang Eros, Nara yang tahu siapa yang memanggil Eros hanya memghembuskan nafas kesal. Dia lagi dia lagi. Pikir Nara.

Eros menatap curiga pada Eros, lalu menghampiri temannya itu.

"ngapain lo?." tanyanya penuh selidik.

"lagi kenalan, sama adik tingkat." ujarnya.

Jordan acuh, ia mengalihkan perhatiannya pada Nara. Menilai penampilan mantannya itu dari atas sampai bawah, perfect.

MixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang