Miracles

394 41 8
                                    

Gadis dengan rambut yang memakai jepitan berwarna merah muda itu berjalan dengan riang dikoridor sekolahnya, ia menggenggam erat tali ranselnya yang berwarna sama dengan jepitan yang ia pakai. Bibirnya tidak berhenti menyenandungkan lagu yang ia sukai dengan riang. Namun langkahnya terhenti karena dua orang yang berdiri tepat didepannya.

Navelin menatap sebal dua pria yang menghadangnya itu, kedua pria dengan wajah yang dibuat sedemikian garang itu berdiri tegap dihadapan gadis yang kerap disapa Nav itu sebari menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Kalian ngapain sih? Ngalangin jalan aku tau, minggir deh" ujar Nav sebal, bibirnya sudah mengerucut lucu.

Kedua pria mengulurkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri dengan kepala menggeleng, tanda tidak meyetujui ucapan Nav. Nav memutar dua bola matanya malas, lalu bersidekap karena sebal.

"Aku mau masuk kelas nih" rengeknya.

Karena melihat Nav yang sudah merengek seperti itu, kedua pria tersebut bergerak memberi jalan pada seseorang. Nav yang melihat pria yang menggunakan topeng Iron man berjalan menghampirinya itu menatap heran, terlihat dari keningnya yang berkerut.

"Waaaa" sang pria bertopeng Iron man itu memberikan gerakan seperti Iron man yang sedang menyerang musuhnya, jangan lupakan dengan posisi kuda-kudanya.

"Kamu siapa sih?" Nav hanya memandang aneh pria bertopeng Iron man dihadapannya.

Pria itu membuka topengnya, lalu memberikan cengiran khasnya kepada Nav. Setelah tahu siapa pria dihadapannya itu, Nav hanya menghembuskan nafasnya lelah, sudah tidak heran dengan tingkah temannya yang satu itu.

"Haloo, Nav" sapa pria itu.

Tanpa menjawab Nav segera melangkah mengabaikan sapaan dari teman satu kelasnya itu. Pria bernama Tirta itu segera membuka topeng Iron man miliknya yang membuatnya gerah, lalu berlari kecil menyusul Nav yang meninggalkannya, tidak lupa dengan dua teman Tirta yang bernama Yuda dan Jemi.

"Hari ini kamu cantik deh pake jepitan itu, tas kamu baru ya? Beli dimana? Aku mau beli juga ah, biar sama" puji Tirta serta rentetan ucapannya pada Nav.

Sedangkan Nav tampak acuh dengan pujian dan ucapan yang dilontarkan Tirta untuknya.

"Nav, ayo dong jadi pacarku ya"

Nav menghela nafas lelah, "Kan aku udah bilang sama kamu, Tirta. Kita ga boleh pacaran" ujar Nav.

"Kenapa?"

"Aku ga boleh pacaran sama ayah dan bunda"

"Aku juga ga boleh pacaran sama mama papa ko, tapi aku tuh sukaaaa banget sama kamu Nav. Jadi kita harus pacaran, kita sembunyi-sembunyi aja ya" mohon Tirta.

Nav menghentikan langkahnya menuju kelas, lalu menatap teman satu kelasnya itu. Sedangkan yang ditatap hanya memberikan cengirannya pada Nav.

"Aku ga mau pacaran, takut diomelin bunda" ujar Nav.

Tirta cemberut, lalu bersidekap dada.

"Nanti aku yang bilang bunda kamu deeh, lagian kalau saling suka tuh harus pacaran tauuu"

"Kata siapa?"

"Kata sinetron yang mama aku sering tonton, mereka saling suka terus pacaran"

Nav menghela nafas, lelah menghadapi teman satu kelasnya dan juga tetangganya itu.

"Tapi kita baru kelas 3 SD, Tirta. Kita masih kecil, ga boleh pacaran"

 Kita masih kecil, ga boleh pacaran"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MixedWhere stories live. Discover now