Aku, Kamu dan Dia (After Story) 2

238 27 6
                                    

Wonwoo, Nayeon dan Doyoung kini hanya duduk diselimuti keheningan, hanya ada suara Jeno yang berceloteh kecil. Bahkan Jungwoo yang sedari tadi hanya berdiri mengamati ketiga orang tersebut ikut merasakan kecanggungan yang luar biasa. Doyoung menghela nafas, sebenarnya situasi macam apa ini? Kenapa mereka hanya saling diam seperti ini.

"Kok malah diem-dieman gini ya" Doyoung akhirnya buka suara, membuat Nayeon dan Wonwoo menoleh kearah Doyoung.

Nayeon hanya tersenyum canggung, ia tidak pernah memperkirakan jika ia akan bertemu dengan Wonwoo. Begitupun dengan Wonwoo, ia tidak pernah mengira jika setelah lima tahun lamanya ia bisa kembali bertemu dengan Nayeon. Dan juga ada sosok Doyoung yang turut serta hadir dipertemuan mereka, memang takdir kadang selucu itu.

"Papi" panggil Jeno pada Doyoung, sebari menarik ujung jas yang dipakai Doyoung.

"Iya sayang?" sahut Doyoung.

"Besok Jeno mau main kesini lagi, boleh?" izinnya.

Doyoung tersenyum, "Boleh dong" jawabnya, "Tapi izin mommy dulu ya" tambahnya sebari mengusap kepala Jeno dengan sayang.

Jeno beralih pada Nayeon, "Boleh ya mommy?" pintanya sebari memasang puppy eyes, Nayeon tersenyum lalu mengangguk.

Wonwoo yang melihat itu tersenyum getir, interaksi antara Jeno dan Doyoung benar-benar hangat, seperti layaknya ayah dan anak kandung. Meskipun Wonwoo tahu jika Jeno bukanlah anak dari Doyoung dan Nayeon, namun rasanya tetap saja, ia begitu iri.

"Doy, aku kayanya harus pulang" ujar Nayeon.

"Ngga mau nunggu aku aja? Aku ngga bisa nganter kalau sekarang"

Nayeon menggeleng, "Ngga apa-apa, aku kan bisa naik taksi"

"Pulang bareng gue aja Nay" tawar Wonwoo tiba-tiba.

"Makasih Woo, tapi gue pul-

"Boleh tuh Woo, gue titip Nayeon sama Jeno ya. Gue ngga bisa nganter soalnya"

Baru saja Nayeon ingin menolak tawaran Wonwoo, namun Doyoung sudah lebih dulu menyelanya.

"Udah Nay, kamu sama Wonwoo aja, aku lebih tenang kalau kamu dianter Wonwoo dari pada naik taksi" ujar Doyoung.

Nayeon menghela nafas pasrah, mau bagaimana lagi? Mungkin ini sudah waktunya ia menghadapi Wonwoo dan berhenti bersembunyi dari ayah kandung anaknya itu.

"Kalau gitu gue balik ya Doy"

"Gue titip Nayeon dan Jeno ya Woo"

"Tenang aja, gue jagain kok"

Wonwoo beralih pada Nayeon yang selalu membuang muka jika Wonwoo menatapnya, "Aku pulang dulu ya sama Jeno, besok aku kesini lagi anter Jeno main" ujar Nayeon, "Sayang, pamit dulu sama papi Doy" titah Nayeon pada Jeno.

Doyoung segera merendahkan tubuhnya agar setara dengan Jeno, Jeno dengan cepat mencium kedua pipi Doyoung.

"Jeno pulang ya papi"

"Kalian berdua hati-hati"

Setelah mengatakan itu Doyoung mengantar Wonwoo dan Nayeon sampai depan ruangannya. Tatapannya masih mengarah pada tiga bahu yang kini berjalan semakin menjauh darinya. Ada senyum tipis yang terlihat menyakitkan yang Doyoung tampilkan saat Jeno menoleh sebari melambaikan tangan kearahnya. Doyoung kembali masuk kedalam ruangannya, menutup pintu ruangannya dengan pelan. Ia memegang dadanya yang terasa nyeri sebari memejamkan matanya.

"Ternyata sesakit ini ya" gumamnya.

.
.
.

Keheningan kembali menyelimuti Wonwoo dan Nayeon yang saat ini berada didalam mobil, sedangkan Jeno sudah tertidur pulas didalam dekapan Nayeon. Beberapa menit yang lalu anaknya itu merengek tidak ingin duduk dibelakang seorang diri, dan memilih untuk duduk bersama Nayeon dibangku depan.

MixedWhere stories live. Discover now