Home

496 35 7
                                    

Anatasyia, atau yang kerap disapa Ana itu memandang pria yang berdiri tepat dihadapannya itu dengan jengkel. Setelah sekian lama tidak bertemu, lalu dipertemukan kembali setelah 4 tahun lamanya hilang kabar membuat gadis itu cukup terkejut dengan permainan takdir.

Bagi Ana, bertemu dengan seseorang dari masa lalunya apa lagi setelah sekian lama tidak bertemu, kemudian di pertemukan kembali adalah sesuatu yang tidak mungkin, apalagi Ana benci yang namanya kebetulan.

Bertemu kembali dengan seseorang yang bernama Jiwa adalah hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Ana, seperti saat ini. Pria itu justru tersenyum lebar saat melihat Ana.

"ga nyangka deh ketemu kamu lagi." ujar Jiwa.

"gue juga."

"gue banget? Ga pake aku kamu?." tanya Jiwa.

"Jiwaa, kita itu udah SMA. Ga mungkin juga gue masih pake aku kamu." ujar Ana cuek.

"kamu udah lupain aku?."

Ana terdiam mendengar pertanyaan yang Jiwa berikan, melupakan Jiwa? Jujur Ana belum sepenuhnya melupakan cinta pertamanya itu, bertemu di sekolah dasar lalu terlibat cinta monyet hingga terpisahkan karena mereka masuk SMP yang berbeda, sehingga tidak pernah bertemu atau berkomunikasi lagi setelahnya, terkadang masih membuat Ana bertanya-tanya mengenai kabar mantan kekasih kecilnya itu.

"jujur sih aku masih inget banget sama kamu, Na." tambah Jiwa.

"kamu makin cantik aja, Na?."

"kamu ambil IPA atau IPS, Na?."

"rumah masih yang dulu, Na?."

Itu adalah beberapa pertanyaan yang Jiwa berikan untuk Ana. Ana memijit pelipisnya karena pusing mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Jiwa, 4 tahun tidak bertemu rupanya tidak membuat pria itu berubah, sifatnya masih sama. Namun Ana menyadari satu hal yang tidak berubah dari Jiwa, yaitu wajahnya yang semakin tampan.

***


Jiwa selama berbulan-bulan disekolah, selalu mengikuti Ana kemana pun. Bukan tanpa alasan Jiwa melakukan itu, itu ia lakukan semata-mata karena masih menyimpan perasaan pada gadis itu. Jika Jiwa bisa mendeskripsikan perasaannya ketika bertemu lagi dengan Ana, dan faktanya jika mereka satu sekolah benar-benar membuat Jiwa merasa senang.

Gadis yang menurut Jiwa adalah gadis dengan senyum tercantik didunia itu, adalah gadis pertama yang ia kencani di saat sekolah dasar, dengan perasaan yang masih murni sampai detik ini tidak berubah sedikit pun.

"Ana?." panggil Jiwa.

"kenapa?." sahut Ana.

"kamu udah punya pacar?." tanya Jiwa.

Ana hanya menggeleng, Jiwa tersenyum senang.

"Na, lo dicariin sama ketua OSIS diruangannya." ujar salah satu murid yang melintas didepan kelas mereka berdua.

Tanpa berkata sepatah katapun Ana segera berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan Jiwa, tentu saja tanpa diminta Jiwa akan mengikuti Ana kemanapun gadis itu pergi.

Ana mengetuk pelan pintu yang bertuliskan Ruang OSIS itu, setelah mendapat izin dari yang didalam Ana segera membuka lalu memasuki ruangan itu, dapat Ana lihat jika sang ketua OSIS sedang duduk dibangku miliknya. Sang ketua OSIS yang melihat kedatangan Ana memberikan senyumannya kepada gadis itu.

MixedWhere stories live. Discover now