17-an

320 35 3
                                    

Setiap tahun Indonesia selalu merayakan hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di komplek Permata tidak pernah ketinggalan untuk mengadakan lomba-lomba khas hari kemerdekaan. Bahkan sebelum hari H tiba, mereka para perkumpulan remaja komplek sudah mengadakan rapat pembentukan panitia persiapan acara 17-an. Seperti sekarang ini, beberapa remaja datang untuk rapat di rumah Tama selaku ketua panitia tahun ini, meskipun tidak berkumpul semua, karena memiliki kesibukan masing-masing.

"Lo pada ada saran penambahan lomba kaga?" tanya Tama selaku ketua acara.

"Tambahin lomba karaoke lah buat malem minggu Tam, khusus buat ibu-ibu sama bapak-bapaknya aja" usul Handoko yang Tama tunjuk sebagai seksi acara.

Tama hanya mengangguk-anggukan kepala, sedang menimbang tentang usul yang diberikan oleh temannya itu.

"Ada yang lain kaga?" tanya Tama lagi.

Tama melihat salah satu anggota panitia yang mengangkat tangannya tinggi-tinggi, terlihat semangat dan antusias untuk menyampaikan pendapatnya.

"Coba Lis, saran lo apaan?" ujar Tama sebari menunjuk Lilis, perempuan yang terkenal dengan poni anti badainya itu.

Perempuan bernama Lilis itu menurunkan tangannya saat dirinya ditunjuk oleh Tama, "Kalau gue mau ngasih saran buat Permata Fashion Week gitu boleh ga sih, bang?" tanya Lilis, sebenarnya dirinya juga sedikit ragu dengan usulnya itu.

Sedangkan Tama hanya diam, belum memberikan respon. Lebih tepatnya menunggu respon teman-temannya yang lain mengenai usul dari Lilis.

"Macem Citayem Fashion Week gitu, Lis?" tanya Nadia yang duduk disebelah Lilis, terlihat tertarik dengan usul perempuan yang lebih muda darinya itu.

Lilis mengangguk, "Iya ka, macem gitu" jawab Lilis.

"Ih seru anjir!" heboy Joy.

"Ho'oh, gue juga pengen dah nyobain ikutan Fashion Week gitu, kaga ngapa dah biar kata cuma di komplek kita doang" sahut Jessi tidak kalah heboh dari Joy.

"Anjay, siapa tau gue viral macem bonge kan" tambah Bondi.

Tama yang mendengar ucapan temannya itu melempar kulit kacang kearah Bondi.

"Inget anak istri dirumah, Bon" ujar Mahen.

Memang diantara mereka semua hanya Bondi yang sudah berkeluarga, Bondi memilih untuk menikah muda diusianya yang baru menginjak 20 tahun saat itu. Terbilang sangat muda bagi pria seumurnya memutuskan untuk menikah, bahkan dirinya masih berkuliah. Namun karena mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya, Bondi semakin yakin untuk mempersunting istrinya. Bahkan pasangan muda itu sudah dikaruniai buah hati yang saat ini baru berumur 4 bulan.

"Haha becanda elahh, tapi soal dana gimana? Kayanya bakal ngeluarin dana lebih dah kalau mau ngadain Fashion Week gitu buat beli hadiah" tambah Bondi.

Yang lain terdiam dalam hati menyetujui ucapan Bondi. Memang sih dana yang mereka dapatkan dari iuran para penghuni komplek lumayan besar, namun mereka tetap harus pintar-pintar dalam mengelola uang dan pengeluarkan agar dana yang mereka gunakan tidak over budget. Nadia yang tahu jika teman-teman panitianya itu memikirkan perihal dana yang mereka punya saat ini mencoba untuk memberikan solusi yang sekiranya bisa diterima.

"Emm...kalau menurut gue sih kita buat kegiatannya aja, guys. Tapi ga usah dijadiin lomba, buat seru-seruan aja" kata Nadia.

Beberapa detik masih belum ada respon yang Nadia terima, mereka semua sedang mencerna maksud dari ucapan Nadia.

"Gue setuju sama Nadia, ini kita adain sebagai bentuk kreatifitas penghuni komplek aja. Jadi ga perlu dijadiin lomba" sambar Johan yang mulai paham maksud Nadia.

MixedWhere stories live. Discover now