Will & Ana (2)

173 30 7
                                    

William berjalan dengan langkah ringannya menuju halaman belakang mansion milik keluarga Arthur. Ia sangat berterima kasih kepada Dalton yang sudah membuatkan janji temu dengan Anastasia sebelumnya. Dari koridor kaca William dapat melihat Anastasia yang sedang melukis ditengah-tengah halaman luas, yang menurut William lebih cocok disebut sebagai lapangan sepak bola dibandingkan sebuah halaman dari sebuah mansion.

Keluar dari koridor melewati pintu kayu yang menghubungkan dengan halaman belakang, William berjalan mendekati Anastasia yang memunggunginya, sepertinya ia masih fokus pada lukisan yang sedang digambarnya. Anastasia tersenyum tipis, tangannya yang memegang kuas itu menari-nari diatas kanvas.

"Ada yang kau butuhkan Tuan William?" tanya Anastasia tiba-tiba, tanpa berbalik.

William yang mendengar itu menghentikan langkahnya sekitar 1 meter dari Anastasia.

"Waw, kau menyadari kehadiranku" salut William akan kepekaan Anastasia terhadap kehadiran seseorang. Bahkan William sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Anastasia kembali tersenyum, tidak ada niat sama sekali untuk berbalik dan menatap William yang masih berdiri dibelakangnya.

"Aku dapat merasakan kehadiranmu, Tuan. Dan juga, wewangian yang kau gunakan terbawa angin dan menyapa penciumanku" jelas Anastasia.

William tersenyum, "Apa aku harus mengatakan jika kau sangat luar biasa?"

"Tidak perlu, karena aku tahu saat ini kau sedang memuji kemampuanku didalam hatimu" tutur Anastasia.

William yang mendengar itu tertawa kecil sebari mengangguk-anggukan kepalanya dan berjalan kecil menghampiri Anastasia. William berdiri tepat dibelakang tubuh Anastasia, dan aroma sandalwood yang terasa samar kini semakin jelas dipenciuman Anastasia.

"Aku dengar dari Tuan Dalton kau membutuhkan bantuanku" tutur Anastasia tanpa basa-basi.

William menatap lukisan yang sedang dibuat oleh Anastasia, lagi-lagi pujian ia sematkan untuk wanita itu. Benar-benar wanita luar biasa, pikir William.

"Ya, aku membutuhkan bantuanmu"

Tarian tangan diatas kanvas itu berhenti, Anastasia meletakkan kuas miliknya diatas palet warnanya lalu meletakkannya diatas rerumputan. Anastasia memilih berdiri dari duduknya sebari sedikit membenahi gaun mahogani yang dipakainya. Kini ia dan William sudah berhadapan meskipun ia harus sedikit mendongak.

"Bantuan apa yang dibutuhkan oleh detektif hebat sepertimu?" tanya Anastasia, dan William tahu ada nada menggoda didalamnya.

"Aku membutuhkan pasangan" tutur William, dan itu membuat Anastasia menatap bingung kearah William.

"Apa yang kau maksud dengan membutuhkan pasangan?"

"Aku harus pergi kesebuah pesta yang dihadiri para bangsawan"

"Lalu?" Anastasia bertanya sebari bersidekap dada.

"Hanya seorang bangsawan yang bisa masuk kedalamnya"

"Ajak saja Tuan Dalton, dia seorang bangsawan"

"Tapi dia seorang pria"

Anastasia menatap William penuh pertimbangan, "Apa ini ada kaitannya dalam penyidikan kematian kakakku?" tanyanya.

"Ya, tentu saja"

Anastasia yang mendengar itu sempat terdiam, terlihat kembali menimbang permintaan William padanya, setelahnya ia mengangguk.

"Aku akan membantumu"

.
.
.

Malam ini adalah malam diadakannya pesta dansa para bangsawan tersebut. William dan Dalton sudah berada di mansion keluarga Arthur, menunggu Anastasia yang tengah bersiap. Dua pria itu terlihat sangat tampan dengan tuxedo hitam yang mereka kenakan.

MixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang