Red Riding Hood 2

117 27 3
                                    

Pagi hari di Owshire teramat dingin bagi sebagian orang. Namun bagi Nayeon suasana pagi di Owshire adalah yang terbaik, karena ia bisa pergi berlatih memanah didalam hutan. Seokjin yang melihat adiknya itu sedang mengelap busur panah, datang menghampiri dengan segelas teh hangat ditangannya.

"Kau akan pergi berlatih?"

Seokjin duduk tepat dihadapan adiknya yang terlihat sudah rapi dengan pakaian khusus memanah. Ah jangan lupakan berbagai peralatan memanah milik adiknya itu.

Nayeon tersenyum tipis lalu mengangguk sebagai jawaban. Nayeon melihat jam yang berada ditembok kayu rumahnya, Pukul 05.30. Ia segera bangkit dari duduknya lalu memakai chest guard miliknya, kemudian ia tutupi dengan jubah merahnya. Nayeon memasukan beberapa anak panah miliknya kedalam quiver, lalu ia sampirkan di bahu kanannya.

"Aku berangkat kak" pamit Nayeon.

Seokjin mengangguk singkat. Nayeon keluar rumah dengan busur panah ditangannya. Nayeon mengedarkan seluruh pandangannya, mencari Johnny.

"Johnny!" panggil Nayeon.

Namun nihil, sepertinya sahabatnya itu sedang pulang kerumahnya sendiri. Nayeon acuh, ia segera menutup tudung kepalanya, lalu berjalan dengan langkah pasti kearah hutan.

Sesekali Nayeon bersenandung kecil saat memasuki hutan, suara senandungnya disambut merdu oleh kicauan burung. Membuat Nayeon melebarkan senyumannya, ia terus masuk kedalam hutan yang gelap itu- mengingat ini masih sangat pagi. Cahaya matahari yang selalu tertutup awan pun belum memunculkan batang hidungnya.

Sekitar 20 menit Nayeon berjalan memasuki hutan sampai ia tiba ditempat latihannya. Nayeon menurunkan quiver-nya ketanah, lalu mengambil satu anak panah. Ia pasangkan anak panah tersebut ke busur panah miliknya dengan posisi kebawah. Nayeon menarik busur panah itu dengan kuat, matanya menyipit guna mengunci target yang merupakan pohon pinus yang sudah ia dan Johnny beri tanda beberapa hari yang lalu. Setelahnya Nayeon melepaskan busurnya.

CTASS...

Anak panah itu melesat dengan cepat menusuk tapat ditengah tanda dipohon tersebut. Nayeon tersenyum bangga dengan hasil bidikannya. Ia berjalan kearah pohon tersebut untuk mencabut anak panahnya. Nayeon kembali pada posisi awal, tempat ia berdiri. Mencoba kembali membidik pohon yang sama-

"AARKHH-

Nayeon terdiam saat samar-samar mendengar suara rintihan seseorang, ah mungkin bukan sebuah rintihan. Melainkan sebuah pekikan. Kepala Nayeon bergerak menelusuri setiap penjuru hutan, "ARGHH..." pekikan tersebut muncul kembali, membuat Nayeon buru-buru memasukan anak panahnya kedalam quiver. Nayeon terlihat berlari masuk lebih jauh kedalam hutan mencari sumber suara.

Nayeon berhenti berlari, lalu meraup udara sebanyak mungkin untuk mengisi paru-parunya, "Hah..hhaah....apa aku salah dengar?" gumam Nayeon dengan nafas tersengal.

Namun suara pekikan tersebut semakin dekat, Nayeon kembali berlari mencari suara tersebut. Nayeon berhenti ketika ia melihat seorang manusia tengah menahan sebuah badan serigala besar seukuran Johnny. Nayeon memperhatikan bulu serigala tersebut. Tidak, itu bukan Johnny, warna mereka berbeda. Nayeon menarik anak panahnya dari belakang punggungnya, lalu ia pasangkan pada busurnya.

Nayeon menarik busur panahnya dengan cepat.

Nayeon menarik busur panahnya dengan cepat

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
MixedOù les histoires vivent. Découvrez maintenant