Kisah Sempurna

253 32 6
                                    

Kedua tangan itu saling bertaut, suara tawa saling bersahutan dari dua manusia berbeda gender itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kedua tangan itu saling bertaut, suara tawa saling bersahutan dari dua manusia berbeda gender itu. Mentertawakan candaan-candaan kecil yang dilontarkan oleh sang pria untuk wanitanya. Sebari berjalan disepanjang trotoar yang dihiasi oleh lampu-lampu jalanan dengan pemandangan gedung pencakar langit.

"Jadi kegiatan besok apa aja, sayang?" tanya sang pria.

Sang wanita terlihat berpikir, "Mau survey venue buat client" jawab sang wanita, yang bekerja sebagai WO.

"Sama siapa?"

"Paling bareng Zura sih"

Sang pria mengangguk, semakin mengeratkan genggamannya pada tangan wanitanya.

"Kamu ga mau kaya mereka juga?" tanya sang pria.

"Mereka siapa?" heran sang wanita.

"Yang jadi client kamu"

Sang wanita menghentikan langkahnya, membuat sang pria juga menghentikan langkah miliknya. Sang wanita menghadap kearah sang pria.

"Jo, kita udah omongin ini. Kamu tau kan kalau ini tuh sulit" ujar sang wanita.

Sang pria yang dipanggil Jo itu menghela nafas pelan, menatap sang wanita yang merupakan kekasihnya. Dirinya memegang kedua bahu kekasihnya dengan lembut, mengusapnya pelan.

"Ya...I know. My bad, aku bikin kamu kepikiran lagi ya?" tanyanya merasa tidak enak.

Sang wanita yang diketahui bernama Naura itu tersenyum lembut kearah kekasihnya, "It's okey, bukan salah kamu. Kita berjuang sama-sama ya buat luluhin kak Saka" ujar Naura.

Pria bernama lengkap Jonathan itu tersenyum lalu mengangguk, kembali menautkan kedua tangan mereka dan kembali berjalan.

"Kalau seandainya diakhir kita ga bareng gimana, Na?" tanya Jo.

Naura memandang jauh kedepan, lalu tersenyum tipis. "Setidaknya kita pernah sama-sama berjuang, Jo. Kita ga nyerah gitu aja...dan kalau diakhir nanti aku dan kamu ga bisa bareng, nama kamu tetep terukir indah dihati aku" ujar Naura.

"Aku bahkan ga bisa bayangin gimana nanti kalau misalnya diakhir aku ga bisa bareng kamu" ujar Jo.

Naura mengusap lembut lengan prianya, memberikan ketenangan. Bohong jika Naura mengatakan bahwa dirinya tidak merasa takut, dirinya bahkan tidak ingin membayangkan hidupnya tanpa Jonathan disampingnya. Namun yang memegang kendali bukanlah dirinya maupun Jo, semua kemungkinan terbaik dan terburuk bisa terjadi didepan mereka. Mau tidak mau mereka harus menerima hasil akhirnya dengan ikhlas, dengan cara merelakan.

.

.

.

Naura masuk kedalam rumah miliknya, Jonathan baru saja mengantarnya pulang. Saat berbalik Naura melihat sang kakak sedang berdiri sebari menatapnya. Naura tahu betul jika kakaknya itu pasti akan mengajukan berbagai macam pertanyaan atau mungkin sekedar mengajaknya berbicara serius. Naura dapat melihat itu dari sorot mata kakaknya yang menatapnya dengan serius.

MixedWhere stories live. Discover now