Juara Kedua (1)

400 34 1
                                    

Bel sekolah yang berbunyi membuat gadis berparas cantik dengan gigi kelinci itu terlihat rusuh berlari, dirinya melihat beberapa anak yang memakai seragam sepertinya juga berlarian karena takut gerbang sekolah yang akan ditutup.

Gadis bernama Nala itu berhasil masuk kedalam area sekolah sebelum pintu gerbang benar-benar tertutup- nyaris.

Setelah itu ia berjalan santai menuju ruang kelasnya, saat akan memasuki kelas dirinya dikejutkan dengan rangkulan seseorang dilehernya.

"untung ga terlambat ya, lo." ujar pria itu.

Pria bernama Jeden itu adalah sahabat sedari kecil Nala, mereka berdua bertetangga.

"biasalah, kaya ga tau aja sih lo." ujar Nala santai sebari berjalan kearah bangkunya, Jeden mengikuti dibelakang.

"Gavin?." tanya Jeden.

Nala hanya mengangguk mengiyakan, Jeden terlihat tidak suka saat Nala mengiyakan nama yang disebutnya itu.

"Na, kan gue udah bilang."

"iya gue tau ko, Jed. Tapi ya gimana dong?." ujar Nala.

Jeden menghela nafas berat, lalu mengusap puncak kepala sahabatnya itu dengan lembut.

"ya udah iya maaf, gue balik ke kelas ya." ujar Jeden lembut, tidak ingin membahas lebih jauh.

Nala mengangguk mengiyakan, setelah Jeden benar-benar hilang keluar kelas, gadis itu hanya bisa menatap kosong kearah depan dan menghembuskan nafasnya lelah. Ia memilih untuk menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya diatas meja.

***

Gavin, pria tampan incaran perempuan satu sekolah itu terlihat berjalan bersama dengan dua temannya. Para gadis yang melihat Gavin selalu saja memuja paras pria itu yang kelewat sempurna, namun mereka hanya bisa mengagumi ketampanan Gavin sedari jauh, karena Gavin sendiri telah memiliki seorang pacar.

Gavin berpapasan dengan Jeden, Jeden menatap tajam Gavin yang berpapasan dengannya. Gavin dibuat heran mengapa Jeden terlihat sangat tidak suka dengannya.

"itu si Jeden ada masalah apa sih sama lo, Vin?." tanya Jimi.

"iya, kayanya gue perhatiin itu anak ga pernah santai kalau ngeliat lu. Kaya punya dendam, anjirr. Ada salah kali lo." ujar Tara.

"ga tau, gue sih ngerasa ga ada masalah sama itu anak. Tapi ga tau kalau dia ke gue." ujar Gavin sebari mengedikkan bahunya.

"cewe lo gimana?." tanya Tara.

"ga tau lah anjir, pusing. Ribut lagi gue sama dia." kesal Gavin.

"sabar, namanya juga cewe Vin." ujar Jimi.

"tau deh, ya udah yuk kantin." ajak Gavin.

~

Sesampainya dikantin, Gavin, Jimi dan Tara segera duduk ditempat mereka biasa. Tara berinisiatif untuk pergi memesan, sedangkan Gavin dan Jimi hanya duduk menunggu titipan pesanan mereka.

Nala dan Jeden duduk berdua, Nala memakan bekalnya sedangkan Jeden memakan ketoprak yang dipesannya. Gavin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pelan, Jimi mengikuti arah pandang Gavin.

"mereka berdua mulu, keliatan deket banget." ujar Jimi.

"ya udah sih biarin aja, itu kan hak mereka." ujar Gavin, terselip nada kesal didalamnya.

"kenapa? Cemburu lu?." ledek Jimi.

"kenapa gue harus cemburu sih?." tanya Gavin kesal.

"ya kan-

MixedWhere stories live. Discover now