E.X (3)

264 34 10
                                    

Sebuah motor besar melaju dengan kecepatan pelan memasuki sebuah komplek perumahan, berhenti tepat didepan sebuah pagar yang masih tertutup rapat; mau tidak mau membuat sang pengendara turun dari motornya untuk membuka pagar tersebut, saat akan kembali menaiki motornya sebuah mobil putih berhenti tepat disebelah motornya. Kaca mobil tersebut terbuka, menampilkan sosok yang sangat familiar.

"anyeonghaseyoo wkwk." sapanya.

Eros yang masih berdiri menggunakan helmnya itu hanya menatap malas kelakuan Mirza.

"turun lo." titah Eros. Sedangkan Mirza yang masih berada di dalam mobil hanya memandang Eros, tampak meledek.

Mengabaikan Mirza yang masih didalam mobil, sedang berbincang entah dengan siapa Eros tidak tahu. Eros menaiki motornya membawa masuk kepekarangan rumah milik Jordan. Eros membuka helmnya dan mendengar suara pagar ditutup, ternyata Mirza yang menutup. Setelah menutup pagar Mirza berjalan menghampiri Eros.

"siapa tadi?." tanya Eros, tepat ketika Mirza berada disebelahnya.

"supirnya bokap."

Keduanya berjalan beriringan lalu masuk kedalam rumah Jordan yang sangat sepi. Mereka memang memiliki janji temu di rumah Jordan, karena Jordan meminta Eros dan Mirza untuk datang. Eros dan Mirza menaiki tangga ke lantai dua menuju kamar Jordan berada.

Saat membuka pintu kamar milik Jordan, mereka berdua melihat Jordan tertidur diatas sajadah; sepertinya temannya itu ketiduran sehabis sholat.

"yee...malah tidur ini anak." ujar Mirza, lalu merebahkan diri dikasur milik Jordan.

Sedangkan Eros berjalan ke arah meja belajar Jordan untuk menaruh helmnya, ya sedari tadi Eros membawa helmnya, takut hilang. Mahal.

"Jor...Jor..." panggil Mirza.

"JORDAN!!."

Jordan yang mendengar suara berisik segera bangun dari tidurnya, dan melihat dua temannya sudah berada dikamarnya.

"yeuh, kita dateng malah tidur." protes Mirza.

Jordan berdiri, lalu melipat sajadahnya dan menaruh pada tempat yang semestinya.

"gue minta lo pada dateng sebelum dzuhur ya, lo liat sekarang jam berapa? Udah jam 1 lewat."

"ya kan sholat dulu, Jor." ujar Eros.

"lagian tumben lo sholat?." tambah Eros.

"mau nikung Nara." ujar Jordan asal.

"giliran susah baru inget kalau punya tuhan." ujar Eros.

"lagian mau apa sih ngajak kita ketemu, malem minggu ini coy haduuuhh...masa gue ketemunya sama lo lagi lo lagi." ujar Mirza.

Jordan menarik kursi belajarnya, menghadap Eros dan Mirza yang duduk diatas kasur miliknya.

"butuh pencerahan nih gue."

"tentang Nara?." tanya Eros.

Jordan mengangguk, "gue harus gimana sih?." tanyanya.

Mirza bertepuk tangan heboh, "selamat, akhirnya lo merasakan apa yang gue rasakan ketika berjuang buat seseorang." ujarnya.

"lebay lo." ujar Jordan.

"susah sih, Jor." ujar Eros.

"susah kenapa?." tanya Jordan.

"susah kalau Naranya udah ga ada rasa lagi sama lo maksud Eros." ujar Mirza.

"lagian kan lo udah liat sendiri kemarin Nara sama bang Sena, ketua BEM cuy...mana ganteng kan tuh." tambah Mirza.

Eros menyikut Mirza, "loh iya dong? Logikanya aja, bro. Lo cuma mantan, lo bukan someone special dia lagi." ujar Mirza.

MixedWhere stories live. Discover now