Special Girl (1)

609 53 39
                                    

Rintik hujan yang mengguyur kota Jakarta disore hari membuat seorang gadis cantik dengan seragam putih abu-abu itu menggumam kesal. Gadis yang kerap dipanggil Nada itu tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.

"rese banget, kenapa sih setiap sore ujan mulu, kan gue jadi susah pulang." ujarnya kesal.

Ia masih menatapi rintikan hujan yang lumayan cukup deras dari balik jendela kelasnya yang tidak ada tanda-tanda untuk berhenti. Ia hanya bisa menghela nafas pasrah, mencoba menerima bahwa mungkin dirinya akan sampai dirumah pada malam hari.

Nada mengalihkan pandangannya kearah depan, memang bukan dirinya sendiri yang terjebak hujan, masih ada beberapa temannya yang bernasib sama dengannya. Nada melihat beberapa temannya yang aktif tengah menggelar konser dadakan didepan kelas, dan itu cukup membuat ia terhibur.

Saat dirinya masih menatapi teman-temannya, ia merasakan sebuah telapak tangan berada tepat diatas kepalanya. Nada yang tahu siapa pemilik tangan besar itu hanya memutar bola matanya malas.

"hai cantik, cemberut aja sih gue perhatiin dari tadi."

Tyaga, pria yang kerap disapa Aga itu tanpa izin menduduki bangku disebelah Nada.

"lo ngapain sih disini Ga? Balik sono." ujar Nada ketus.

"kan ujan, cantiikkkk. Gimana gue mau balik sih."

"ya kan lo bawa jas ujan, pake lah."

"ga mau ah, liat tuh diluar ujannya deres terus anginnya kenceng sama petir, takut aku tuh." ujar Aga berlebihan, membuat Nada bergidig ngeri melihat tingkah teman satu kelasnya itu.

"ck...penakut."

"gapapa, beneran gapapa gue dibilang penakut. Lagian gue mau nemenin lo disini." ujar Aga dengan tersenyum diakhir kalimat.

Nada menghela nafas lalu menatap Aga, "Ga, lo jangan deketin gue deh mendingan. Cari cewek lain aja." pinta Nada.

Aga menatap Nada dengan tidak suka, "gue ga suka ya lo nyuruh-nyuruh gue buat cari cewek lain, padahal jelas-jelas lo tau gue sukanya sama lo." kesal Aga dengan sorot mata yang tajam menatap Nada.

Sedangkan Nada mengalihkan pandangannya kearah lain, tidak berani menatap pria disampingnya itu. Aga tersenyum melihat Nada yang terlihat salah tingkah ditatap tajam oleh dirinya.

"ayo balik, ujannya udah reda. Gue anter lo sampe rumah." ujar Aga sebari berdiri dan membawa tas ransel berwarna pink milik Nada untuk disampirkan dibahunya.

"gue sendiri aja Aga." ujar Nada.

Aga menatap gadis keras kepala dihadapannya itu, "disore hari dengan keadaan langit yang gelap kaya gini? Lo pikir gue bakal iyain permintaan lo? Udah pasti engga Nadaa." ujar Aga, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Nada.

"kenapa sih dia nyebelin banget, kenapa?." monolog Nada, dengan langkah lemas ia segera menyusul Aga yang sudah keluar kelas membawa tas miliknya.


~


Aga dan Nada berada diparkiran, Aga mengeluarkan helm berwarna biru muda dari dalam bagasi motornya. Helm itu milik Nada yang Aga pesan khusus untuk gadis yang sedang ia dekati itu.

"nih pake." ujar Aga sebari memberikan helm kepada Nada. Lalu diterima Nada dengan enggan dan wajah cemberutnya.

"ga usah cemberut gitu, ga ada serem-seremnya. Malah makin lucu." ujar Aga datar.

"ish..." respon Nada.

Aga tertawa mendengar respon Nada, ia segera duduk dimotornya dan memakai helm. Baru saja Nada akan menaiki motor milik Aga, Aga menghentikannya.

MixedWhere stories live. Discover now