Kutu buku & Brandal

319 37 7
                                    

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

.
.
.

Nada berjalan cepat dengan sesekali ia menoleh kearah belakang untuk melihat apakah lelaki gila yang selalu menyatakan cinta padanya masih mengikutinya atau tidak. Dan sial untuknya, lelaki tersebut masih mengikutinya dengan langkah yang dipercepat untuk menyamai langkahnya.

"Ishh itu cowok gila kenapa masih ngikutin gue sih!" ujar Nada, ia panik saat lelaki tersebut semakin mendekat. Mau tidak mau ia memutuskan untuk berlari, dan terjadilah kejar-kejaran disepanjang koridor sekolah tersebut.

Beberapa orang yang melihat itu sudah tidak aneh lagi, gadis yang menyandang gelar everyone's favourite disekolahnya itu selalu dikejar-kejar oleh lelaki yang terobsesi untuk menjadi kekasihnya, seperti saat ini.

Beberapa orang yang melihat itu sudah tidak aneh lagi, gadis yang menyandang gelar everyone's favourite disekolahnya itu selalu dikejar-kejar oleh lelaki yang terobsesi untuk menjadi kekasihnya, seperti saat ini

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Dengan cepat Nada membuka pintu perpustakaan yang terlihat sepi, ia berharap bisa bersembunyi ditempat itu. Nada menarik nafasnya dalam, ia kehabisan nafas karena terlalu cepat berlari demi menghindar dari lelaki yang menurutnya sudah tidak waras itu.

"Hahh...hahh...hahh cape anjir..." keluhnya, ia memilih untuk masuk lebih dalam kedalam perpustakaan tersebut.

Ia memilih duduk disalah satu kursi yang ada disana, tepat disebelah jendela besar yang menghadap langsung kearah lapangan olahraga disekolahnya. Gadis cantik itu memejamkan matanya, menikmati sejuknya angin dari pendingin ruangan.

"Ac di perpus emang terbaik" ujarnya.

Ia kembali membuka matanya saat mendengar suara decitan kursi dengan lantai beradu. Rupanya bukan hanya ada dirinya saja di ruangan tersebut, melainkan ada seorang lelaki lain. Nada memandangi lelaki tersebut yang terlihat bangun dari duduknya dan berjalan pelan kearah rak buku, kemudian menaruh kembali buku yang mungkin telah selesai lelaki itu baca.

Nada masih mengamati lelaki tersebut, Nada sedikit mengerutkan keningnya saat ia menyadari jika selama ia bersekolah disekolahnya, dirinya tidak pernah sekalipun bertemu dengan lelaki tersebut. Lelaki dengan penampilan yang menurut Nada seperti seorang kutu buku- bukan tanpa alasan Nada menyimpulkan seperti itu, terlihat dari kacamata yang bertengger dihidung lelaki tersebut, baju seragam yang sangat rapi, potongan rambut klimis dan menyukai buku.

MixedWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu