Sudut Pandang

272 38 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.


Gadis cantik dengan poni tipis dan juga gigi kelinci sebagai ciri khas itu berjalan dengan riang disepanjang koridor sekolah sebari mendekap sebuah kotak makan berwarna biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik dengan poni tipis dan juga gigi kelinci sebagai ciri khas itu berjalan dengan riang disepanjang koridor sekolah sebari mendekap sebuah kotak makan berwarna biru. Sedangkan dua temannya yang mengikuti dibelakang hanya bisa menghela nafas dengan cibiran yang keluar dari mulut mereka, mereka berdua sudah sangat hafal dengan apa yang akan gadis itu lakukan.

Gadis itu menghentikan langkah riangnya didepan sebuah pintu ruang kelas yang bertuliskan XII IPS 1, dengan senyum semanis mungkin gadis itu membuka pintu ruang kelas tersebut. Tidak terlalu ramai mengingat saat ini sedang waktu istirahat, hanya ada beberapa murid didalam kelas tersebut dan salah satunya adalah pria bernama Theo yang sedang sibuk bermain game didalam ponselnya yang ditemani oleh ketiga temannya.

Gadis itu- Naya, berjalan mendekat kearah Theo dan kawanannya, yang menyadari lebih dulu kehadiran Naya adalah Johan salah satu teman Theo yang juga tetangga dekat rumah Naya.

"Nay" sapanya, membuat dua teman lainnya menatap kearah Naya dan memberikan senyuman pada gadis cantik itu.

Naya yang mendapatkan sapaan itu hanya tersenyum, tidak lupa juga membalas senyuman pada dua pria lainnya. Sedangkan Theo? Pria itu sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari ponselnya, Naya hanya menghela nafas- sudah biasa, pikirnya.

"Hai Theo" sapa Naya dengan ramah, yang disapa hanya acuh.

Naya tersenyum, senyum miris lebih tepatnya lalu ia meletakkan kotak bekal yang dibawanya itu diatas meja.

"Ini udah aku buatin bekal buat kamu, dimakan ya, Theo" ujar Naya yang sama sekali tidak digubris oleh Theo.

Ketiga temannya itu menatap Naya dan Theo bergantian, sebenarnya mereka merasa kasihan terhadap Naya yang selalu mendapatkan penolakan dari Theo. Yesa salah satu teman Theo mengambil kotak bekal tersebut.

MixedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang